Denpasar (Antara Bali) - Pemerintah Kota Denpasar perlu melakukan kirab senjata warisan puri atau bekas kerajaan untuk diperkenalkan kembali kepada masyarakat, sebagai salah satu potensi warisan budaya yang tidak ternilai harganya.
"Upaya itu sebagai peningkatan dari kirab keris pusaka dalam rangkaian peringatan hari 'Tumpek Landep' setiap 210 hari sekali. Kegiatan ritual itu khusus ditujukan untuk benda-benda yang terbuat dari bahan baku besi dan logam," kata Guru Besar Fakultas Sasra Universitas Udayana I Nyoman Weda Kusuma di Denpasar, Kamis.
Ketika tampil sebagai pembicara dalam sarasehan "penguatan keris sebagai representasi pusaka dan peradaban bangsa" dalam kaitan "Hari Tumpek Landep" yang dirayakan Sabtu (30/6), ia menilai, kirab keris pusaka selama ini yang menonjolkan kearifan lokal sudah cukup bagus.
Keris-keris pusaka milik kolektor maupun pencinta keris diarak dalam kemasan atraksi yang unik, menarik dan meriah, karena diiringi alunan instrumen tradisional Bali (gamelan).
"Keris-keris tersebut setelah diarak keliling kota selanjutnya dipamerkan di Museum Bali, jantung Kota Denpasar. Dengan ditambahkan kirab senjata warisan puri, akan semakin lengkap dan mendukung pariwisata," ujar Nyoman Weda Kusuma.
Kegiatan itu dikemas dalam usaha ekonomi kreatif, yakni merangkul perajin-perajin keras maupun perajin lain yang menggunakan bahan baku besi, logam dan emas untuk menggelar pameran sekaligus menjual hasil produksinya.(*/T007)