Oleh Tunggul Susilo
Sungguh ironis, kondisi jaringan seluler, termasuk layanan data berbasis pita lebar (broadband) di kawasan wisata elite Nusa Dua hingga sekitar Kuta dan beberapa destinasi penting lainnya di Bali, masih banyak yang "blank spot".
Keluhan soal jaringan seluler dan layanan data itu bukan hanya datang dari masyarakat umum, tetapi juga muncul dari para wartawan dan bahkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat menghadiri KTT ASEAN ke-19 pada 17-19 November 2011.
Hambatan yang dihadapai para wartawan saat melaporkan liputan KTT ASEAN dan keluhan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu belakangan diakui Syaiful Bachri, selaku Head of Sales & Customer Care Telkomsel Regional Bali Nusra.
"Saat itu kami sempat kecolongan. Selain mendapat komplain dari sejumlah jurnalis, kalangan Istana-pun menyampaikan bahwa Presiden SBY sempat mengeluhkan kondisi jaringan seluler, setelah gagal menghubungi ajudannya melalui telepon genggam," kata Ari, sapaan akrab Syaiful Bachri.
Ari mengungkapkan hal itu beberapa waktu lalu, sebelum mengemban tugas baru sebagai Head of Sales & Customer Care Telkomsel Regional Sumbagsel (Sumatera Bagian Selatan).
Ia mengakui bahwa hal tersebut terjadi karena kealpaan hanya memasang alat penguat sinyal (repeater) di sekitar kamar Presiden SBY di kawasan Nusa Dua, sementara di lokasi lawan bicaranya, seperti kamar sang ajudan, tidak terpikir untuk dipasang alat yang sama.
Masih banyaknya daerah blank spot tersebut, katanya, terutama disebabkan pengembangan jaringan seluler, termasuk layanan data berbasis pita lebar, terkendala sulitnya perizinan dari pemerintah daerah, khususnya Pemkab Badung.
"Di sekitar Nusa Dua, kawasan wisata internasional Kuta dan beberapa destinasi lainnya, terutama di Kabupaten Badung, masih terhambat proses perizinan yang kami rasakan begitu sulit dan pelik," katanya.
Ari berharap dukungan berbagai pihak untuk kemudahan prizinan pembangunan pemancar seluler, termasuk layanan data, baik melalui pembangunan menara, pemasangan BTS secara bergabung, termasuk BTS 3G (Node B), guna melengkapi fasilitas kawasan wisata dunia itu.
"Nusa Dua, beberapa daerah di Kuta, masih banyak yang 'blank spot' atau sinyalnya sangat lemah. Ini sungguh memprihatinkan, terutama bagi wisatawan asing," ujar Ari didampingi Manager Service Quality Assurance, Charley Rambi dan Manager Market & Customer Development, Ana Sudiatman.
Diingatkan bahwa masyarakat di sekitar Nusa Dua dan Kuta, apalagi wisatawan asing, sangat menginginkan adanya dukungan pemancar seluler berbasis 3G yang setara standar internasional.
Karena itu pemerintah daerah diharapkan mendukung pengembangan jaringan seluler, bukan justru menghambat, yang bisa berdampak pada pelayanan terhadap wisatawan mancanegara maupun domestik.
"Pulau Broadband"
Berdasarkan pengalaman buruk saat KTT ASEAN yang dihadiri Presiden Amerika Serikat Barack Obama itu, Telkomsel kemudian menargetkan Bali menjadi "Pulau Broadband".
Seluruh jaringan di destinasi internasional ini, diharapkan dapat memberikan layanan pita lebar berbasis 2G maupun 3G yang diatur sesuai kebutuhan masing-masing daerah menggunakan teknologi Flexi Multi Radio (FMR).
"Untuk mewujudkan hal itu, kami mendapat prioritas dari kantor pusat guna menambah 100 BTS (base transceiver station) per bulan, dengan harapan pada akhir 2012 seluruhnya mencapai 3.200 menara pemancar seluler," kata Ari yang posisi jabatannya baru digantikan oleh Hasan Kurdi.
Dalam penjelasan didampingi Hasan Kurdi yang saat itu masih menjabat Head of Modern Channel Telkomsel dan Head of ICT Network Management Bali Nusra Ganot Sunoto, disebutkan bahwa di wilayah Bali dan Nusa Tenggara kini telah beroperasi 2.600 BTS.
Dengan demikian diperlukan tambahan 600 unit BTS lagi yang harus terwujud dalam enam bulan. "Kami optimistis target tersebut dapat dicapai, karena pembangunannya melalui sistem kerja sama dengan menara seluler operator lain atau perusahaan pemancar seluler seperti yang ada di Badung," kata Ganot Sunoto menegaskan.
Menurut Ari, kantor pusat Telkomsel menargetkan hal itu setelah pihaknya berhasil mencatat performansi yang positif di wilayah Bali dan Nusa Tenggara, yakni jumlah "members" atau pengguna tumbuh 13 persen, di atas rata-rata pertumbuhan industri berkisar 8-9 persen.
"Kehadiran Kartu Lombok sejak akhir tahun lalu yang mendapat respon positif dari masyarakat di Nusa Tenggara Barat, menjadi salah satu pendongkrak pertumbuhan pelanggan, selain kejelian kami dalam menjaring peminat baru," ucapnya.
Capaian performansi tersebut juga didukung peningkatan jumlah pengguna layanan broadband, yang hingga akhir Mei 2012 telah melonjak 30 persen dibandingkan akhir tahun 2011.
Target menjadikan Bali sebagai "Pulau Broadband", juga dimaksudkan untuk menjamin kondisi jaringan seluler dan layanan data di daerah ini bisa setara dengan standar internasional pada saat pelaksanaan KTT APEC yang dijadwalkan digelar di Nusa Dua pada September 2013.
"Kami tidak ingin keluhan saat KTT ASEAN itu terulang. Kami ingin memastikan bahwa pada saat pelaksanaan konferensi tingkat tinggi kerja sama ekonomi negara-negara Asia-Pasifik ke-21 nanti, semuanya sudah setara kelas dunia. Program Pulau Broadband menjadi garansi pelayanan saat APEC nanti," ucapnya.
Aplikasi "Merchant"
Target layanan setara kelas dunia tersebut juga seiring meningkatnya jumlah pelanggan broadband di Bali dan Nusa Tenggara, yang kini menghadirkan aplikasi "merchant" atau layanan dagang yang bisa diunduh menggunakan gadget atau perangkat bersistem operasi Android.
Aplikasi yang merupakan salah satu layanan gaya hidup terbaru dan diluncurkan bertepatan perayaan 17 tahun Telkomsel itu, bertujuan mempermudah pelanggan dalam memperoleh informasi mengenai diskon spesial pembelian produk dan layanan dari berbagai merchant rekanan Telkomsel di wilayah Bali dan Nusa Tenggara, maupun secara nasional.
Pelanggan yang menggunakan smartphone atau telepon pintar dan komputer tablet ber-platform Android dapat mengunduh Telkomsel Merchant Apps melalui tautan www.tselmerchant.com/download/TelkomselMerchant.apk.
Melalui aplikasi ini, pelanggan juga dapat memperoleh informasi lebih lanjut dengan menghubungi langsung merchant tersebut melalui layanan suara atau menggunakan Foursquare, layanan direktori berbasis lokasi.
Sedikitnya 24 merchant dari kategori kuliner (restoran dan kafe), mart (pusat perbelanjaan), medical (rumah sakit dan klinik), recreation (tempat wisata), resort and spa, dan sport (olahraga) dalam aplikasi menawarkan berbagai diskon spesial.
"Dalam waktu dekat, kami akan menambah jumlah merchant dalam aplikasi ini agar pelanggan dapat memperoleh informasi yang lebih lengkap mengenai aneka penawaran menarik yang bisa dinikmati," demikian Ari.
Sementara Hasan Kurdi saat acara pisah sambut dengan Syaiful Bachri di Klapa Pecatu mengakui bahwa mempertahankan kinerja Telkomsel Regional Bali Nusra yang sudah sangat bagus, bukan pekerjaan mudah, apalagi dengan garansi kelas dunia guna menyambut APEC 2013.
"Ini bukan hal mudah, apalagi menjadikan layanan di Bali setara kelas dunia. Tetapi dengan dukungan tim yang solid, optimistis hal itu bisa terwujud," ucapnya pada acara yang juga memperkenalkan program 100 hari kerja dengan tambahan 850 ribu pengguna baru itu.(T007)