Kupang (Antara Bali) - Paus Benedictus XVI berpendapat untuk mencapai sebuah dialog yang otentik dalam membangun hubungan kedekatan yang mendalam di antara sesama manusia, membutuhkan dua aspek komunikasi yang patut dipertahankan, yakni keheningan dan kata.
"Ketika kata dan keheningan terpisah satu dengan yang lain, komunikasi menjadi putus entah karena keterpisahan itu yang menimbulkan kebingungan atau sebaliknya menciptakan suasana dingin. Apabila dua aspek komunikasi itu saling melengkapi maka dialog di antara sesama manusia menjadi bernilai dan bermakna," kata Sri Paus.
Demikian pesan pemimpin tertinggi Gereja Katolik sedunia itu dalam memperingati Hari Komunikasi Sosial Sedunia ke-46, minggu, yang disampaikan oleh para imam Katolik dalam misa hari minggu di semua gereja yang ada dalam wilayah Keuskupan Agung Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Menurut Paus asal Jerman itu, keheningan adalah unsur yang utuh dari komunikasi. Tanpa keheningan, kata yang kaya pesan sekalipun menjadi tak bermakna, karena dalam keheningan setiap orang mampu mendengar dan memahami dirinya sendiri, gagasan-gagasan dapat lahir dan mencapai kedalaman makna.
"Dalam keheningan, kita memahami dengan lebih jelas apa yang ingin kita katakan, apa yang kita harapkan dari orang lain dan bagaimana mengungkapkan diri. Dengan keheningan, kita membiarkan orang berbicara dan mengungkapkan dirinya," ujarnya.(IGT)
Dialog Butuh Keheningan Dan Kata
Minggu, 20 Mei 2012 11:03 WIB