Kuta (Antara Bali) - Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Bali I Wayan Wiratha menilai etos kerja masyarakat di Pulau Dewata itu masih rendah sehingga tidak mampu bersaing dengan angkatan kerja dari daerah lain.
"Etos kerja masyarakat Bali sangat rendah sehingga tidak mampu bersaing dengan tenaga kerja dari daerah lain," katanya di Kuta, Jumat malam.
Menurut dia, hal itulah yang mengakibatkan gelombang urbanisasi di Bali tidak dapat dihindari karena masyarakat setempat tidak siap bersaing dengan tenaga kerja dari daerah lain.
"Masyarakat Bali itu kalau berada di daerahnya sendiri bermental priyayi. Hal ini salah satu faktor rendahnya etos kerja. Berbeda dengan masyarakat Bali yang ada di daerah lain, etos kerja mereka tinggi sehingga banyak yang sukses," kata Wiratha.
Ia mengemukakan bahwa hingga Agustus 2011 jumlah pengangguran di Provinsi Bali mencapai 52.380 jiwa. Jumlah itu menurun dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai angka 72 ribu.
Menurut dia, banyak kesempatan kerja yang diberikan oleh perusahaan di Bali. Namun, karena tidak dimanfaatkan sehingga kesempatan kerja itu diisi oleh orang-orang dari daerah lain.
Oleh sebab itu, Wiratha juga menilai wajar bahwa perusahaan di Bali lebih banyak diisi oleh kaum urban. "Padahal, perusahaan itu sebenarnya sangat menginginkan tenaga kerja lokal," katanya.
Untuk mengatasi hal itu, Disnakertrans Bali terus berupaya meningkatkan etos kerja masyarakat dengan memberikan pelatihan keterampilan kerja kepada lulusan SMA/SMK dan perguruan tinggi.
Sebelumnya, Kepala Pemasaran PT Jobstreet Indonesia Faridah Lim melihat Bali iklim ketenagakerjaan di Bali memiliki keunikan. "Banyak perusahaan klien kami di Bali membutuhkan tenaga kerja lokal di bidang 'hospitality', 'food and beferage', pariwisata, dan perhotelan. Tapi pelamarnya justru banyak dari luar Bali," kata pengelola situs rekrutmen tenaga kerja berskala internasional itu.
Ia juga menemukan beberapa fenomena mengenai lulusan perguruan tinggi di Bali. "Ternyata lulusan perguruan tinggi di Bali tidak ingin buru-buru kerja, tapi ingin santai dulu satu sampai dua tahun," katanya.(M038/T007)
Etos Kerja Masyarakat Bali Rendah
Sabtu, 12 Mei 2012 17:17 WIB