Jakarta (ANTARA) - Kepala Bidang Pembinaan Prestasi (Kabid Binpres) PP PBSI Rionny Mainaky mengatakan rangkaian turnamen bulu tangkis yang digelar di Thailand merupakan ajang pemanasan bagi tim Indonesia untuk menghadapi Olimpiade Tokyo.
Menurut Rionny, tiga turnamen super series di Thailand juga menjadi penting sebagai momentum bagi atlet untuk kembali beradaptasi dengan atmosfer pertandingan setelah vakum berkompetisi selama sembilan bulan.
“Tentu ini tidak mudah karena selama sembilan bulan pemain tidak pernah turun bertanding,” ujar Rionny dalam siaran pers yang diterima media, Selasa.
“Jadi tiga turnamen di Thailand itu sangat penting karena juga sebagai bagian untuk menghadapi Olimpiade Tokyo nanti persaingan lebih sulit,” katanya menambahkan.
Baca juga: Pelatih Malaysia juga positif COVID-19
Baca juga: Bulu tangkis Indonesia, antara pandemi dan prestasi
Tim bulu tangkis Indonesia mengawali awal tahun 2021 dengan berlaga pada tiga turnamen yang akan digelar secara beruntun di Impact Arena, Bangkok. Diawali dengan dua turnamen Super 1000, yakni YONEX Thailand Open pada 12-17 Januari, dilanjutkan dengan TOYOTA Thailand Open pada 19-24 Januari.
Delapan pemain atau pasangan terbaik berhak melanjutkan pertandingan di BWF World Tour Finals 2020 pada 27-31 Januari.
Selain sebagai pemanasan, ketiga turnamen tersebut juga menurut Rionny akan sangat membantu dirinya dan pelatih untuk mengukur kemampuan para pemain setelah sembilan bulan hanya berlatih secara terbatas di Pelatnas Cipayung.
“Kita jadi tahu bagaimana kemampuan dan kualitas teknik para pemain kita setelah sembilan bulan hanya berlatih di sini (pelatnas),” ujarnya.
“Kita juga bisa tahu bagaimana perkembangan lawan. Jadi bisa menjadi bahan evaluasi untuk diperbaiki ke depannya,” pungkas dia.
Tiga turnamen super series BWF di Thailand memang tidak masuk perhitungan poin Olimpiade Tokyo. Namun tim Indonesia harus bersiap diri untuk mengikuti lanjutan kualifikasi yang akan dibuka dengan Swiss Open yang dijadwalkan pada Maret mendatang.