Jakarta (Antara Bali) - Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Ali Ghufron Mukti membuka pameran bahan baku obat terbesar di ASEAN yang digelar tanggal 10-12 Mei di Jakarta International Expo.
"Seperti yang dicatat GP Farmasi, saat ini lebih dari 90 persen bahan baku obat kita masih diimpor dari berbagai negara seperti China dan India. Ini bisa menimbulkan masalah dalam ketersediaan," kata Ghufron dalam sambutannya usai membuka pameran, Kamis.
"Convention on Pharmaceutical Ingredients Southeast Asia (CPhI SEA)" yang baru pertama digelar itu diikuti oleh 221 exhibitor dan 5 pavilion grup dan nasional yaitu China Chamber, CCPIT, Korea, Pharmexcill India dan Mensa Group.
Ghufron menekankan pentingnya ketersediaan obat terutama dengan dijalankannya Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) bidang kesehatan tahun 2014. "Nantinya lebih dari 63 persen akan di-cover asuransi, kita juga akan menuju cakupan universal 100 persen," ujarnya.
Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan kementerian Kesehatan Maura Linda Sitanggang mengatakan penerapan BPJS bidang kesehatan akan meningkatkan konsumsi obat.
Meskipun demikian, Linda mengatakan peningkatan permintaan obat itu diperkirakan akan dapat terpenuhi mengingat produksi obat dalam negeri saat ini telah mencapai 90 persen, walau 96 persen bahan bakunya masih diimpor.
Beberapa upaya disebutnya dilakukan pemerintah untuk mengurangi impor antara lain dengan menarik investasi kedalam negeri atau mengembangkan bahan baku obat dari bahan lokal seperti obat herbal.(*/T007)
Obat Herbal Jadi Alternatif
Kamis, 10 Mei 2012 21:16 WIB