Denpasar (ANTARA) - Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Made Mangku Pastika mengusulkan pusat rehabilitasi bagi para pecandu narkoba di Provinsi Bali dapat menggunakan tempat akomodasi wisata berupa resort dan dipadukan dengan terapi pengobatan herbal.
"Bali adalah tempat ideal untuk itu (rehabilitasi pecandu narkoba-red). Saya yakin ilmu pengobatan Ayurveda dan usadha Bali dengan pengobatan herbalnya luar biasa, tetapi tentu nanti juga digabung dengan metode lainnya," kata Pastika di Denpasar, Jumat.
Pastika menyampaikan hal tersebut saat mengadakan reses ke Herbal Usadha Taru Pramana di Jalan Tukad Badung XXIII No 27 Renon Denpasar yang diterima oleh penekun herbal Usadha Taru Pramana dan penyembuh tradisional Bali Dr I Nyoman Sridana SKes, MSi.
"Pecandu narkoba jika dimasukkan ke lapas itu bukannya sembuh, malah bisa menjadi-jadi. Dosis narkoba yang dibutuhkan bisa semakin banyak karena mereka menjadi bergaul dengan pelaku bisnis narkoba. Selain itu, lama kelamaan bahkan malah dapat beralih menjadi pengedar," ujar Gubernur Bali periode 2008-2018 itu.
Bahkan, lanjut dia, mereka sangat rentan tertular HIV dan AIDS karena mereka beralih ke penggunaan narkoba suntik dan menggunakan jarum suntik secara bergantian.
Pastika yang juga mantan Ketua Pelaksana Harian (Kalakhar) Badan Narkotika Nasional (BNN) itu menyampaikan pemanfaatan herbal untuk para pecandu narkoba sudah lebih dulu diterapkan di China, yang juga dipadukan dengan akupuntur dan akupresur.
Bahkan pusat rehabilitasi didesain layaknya hotel sehingga para pecandu dapat merasakan seakan sedang berlibur dan sekali waktu dapat dikunjungi oleh pihak keluarga.
"Saya saat di BNN sempat ke China melihat pusat rehabilitasi pecandu dengan memadukan herbal, akupunktur, dan akupresur tersebut. Selain itu mereka juga mendapatkan layanan psikologi. Hasilnya luar biasa," ujarnya.
Pastika tidak memungkiri pusat rehabilitasi narkoba dengan menggunakan resort serta pengobatan tradisional dan herbal itu membutuhkan biaya yang tidak murah. Untuk di Bali, bisa pula dipadukan dengan kegiatan yoga.
"Tetapi bagi orang-orang kaya yang anaknya menjadi pecandu, tentu akan mati-matian berusaha untuk anaknya sembuh. Dengan cara rehabilitasi layaknya mereka berlibur, tentu juga akan mempercepat pemulihan," ucapnya lagi.
Sedangkan bagi para pecandu narkoba dari keluarga menengah ke bawah, tentunya tetap dapat memanfaatkan pusat rehabilitasi narkoba yang sudah disiapkan pemerintah.
Pastika dalam kesempatan itu juga memuji I Nyoman Sridana yang telah menekuni pengobatan herbal dan usadha Bali untuk membantu kesehatan masyarakat Bali.
"Herbal jika dikembangkan dengan profesional bisa memberikan kontribusi pada kemanusiaan dan sekaligus memberikan pendapatan. Apalagi sekarang di tengah tren back to nature atau kembali ke alam," katanya.
Sementara itu I Nyoman Sridana mengatakan usahanya menekuni pengobatan herbal sejak tahun 2013 itu terus berkembang.
Peminatnya cukup banyak karena produknya terbukti mampu membantu menyembuhkan berbagai gangguan seperti asam urat, migrain, sakit kepala, gangguan persendian, dan sebagainya juga bermanfaat untuk meningkatkan imun dan kesehatan.
"Intinya taru pramana dapat menstimulasi saraf, menggunakan bahan organik dan tanpa pengawet. Selain digunakan orang dewasa juga bisa untuk anak-anak," ujarnya Sridana.
Sridana mengatakan ada puluhan produk yang diproduksinya dengan menggunakan bahan baku seluruhnya merupakan tanaman lokal. Ada 13 produk yang sudah mengantongi izin Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) dan 28 produk dengan izin Produk Industri Rumah Tangga (PIRT).
"Kami juga menyediakan bahan obat gratis dan masyarakat yang datang bisa merebus sendiri di rumah. Selain itu, bersama teman-teman di komunitas Gotra Pengusada Bali yang merupakan asosiasi penyehat tradisional juga rutin melakukan kegiatan bakti sosial membantu masyarakat," katanya.
Selain itu, Sridana juga kerap menerima kunjungan mahasiswa yang ingin belajar herbal dan usadha Bali.