Jakarta (ANTARA) - Perkembangan penanganan wabah virus corona di Indonesia memasuki babak baru dengan telah hadirnya vaksin yang sudah berbulan-bulan didambakan.
Sebanyak 1,2 juta dosis vaksin COVID-19 buatan perusahaan farmasi asal Tiongkok, Sinovac, tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, pada Ahad (6/12) sekitar pukul 21.25 WIB.
Vaksin tersebut diangkut menggunakan kargo khusus Garuda Indonesia Boeing 777-300 EA rute Jakarta-Beijing-Jakarta.
Selain vaksin dalam bentuk jadi, di Desember ini juga akan tiba 15 juta dosis vaksin dan di Januari sebanyak 30 juta dosis vaksin dalam bentuk bahan baku curah yang kemudian diproses lebih lanjut oleh PT Bio Farma.
Pemerintah tengah mempersiapkan langkah-langkah untuk melakukan vaksinasi guna mencegah penularan lebih masif virus corona (COVID-19).
Baca juga: Menkeu: Reaisasi Insentif tenaga kesehatan Rp5,55 triliun, pada November 2020
Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto pun telah menetapkan enam jenis vaksin untuk pelaksanaan vaksinasi COVID-19 bagi masyarakat Indonesia.
Keputusan tersebut tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI No HK.01.07/Menkes/9860/2020 pada 3 Desember 2020 tentang Penetapan Jenis Vaksin untuk Pelaksanaan Vaksinasi COVID-19.
Yakni vaksin COVID-19 yang diproduksi oleh PT Bio Farma (Persero), AstraZeneca, China National Pharmaceutical Group Corporation (Sinopharm), Moderna, Pfizer Inc and BioNTech serta Sinovac Biotech Ltd
Keenam jenis vaksin tersebut merupakan vaksin yang masih dalam tahap pelaksanaan uji klinis tahap ketiga atau telah selesai uji klinis tahap ketiga.
Masa darurat
Pelaksanaan vaksinasi dengan enam jenis vaksin tersebut hanya dapat dilakukan setelah mendapatkan izin edar atau persetujuan penggunaan pada masa darurat (emergency use authorization) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Dalam kaitan itu, Menkes dapat melakukan perubahan jenis vaksin COVID-19 berdasarkan rekomendasi dari Komite Ahli Imunisasi Nasional (Indonesian Technical Advisory Group on Immunization) dan memperhatikan pertimbangan Komite Penanganan COVID019 dan Pemulihan Ekonomi Nasional.
Pengadaan vaksin sesuai jenis tersebut antara lain untuk kebutuhan pelaksanaan vaksinasi program yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan.
Selain itu untuk kebutuhan pelaksanaan vaksinasi mandiri yang dilakukan oleh Kementerian BUMN.
Keberadaan vaksin memang sedang dibutuhkan oleh semua negara di dunia. Bahkan tinggi kebutuhan mendorong banyak negara memburunya.
Kebutuhan vaksin untuk masyarakat dunia saat ini mencapai miliaran dosis. Sedangkan ketersediaannya belum terlalu banyak, bahkan umumnya masih uji klinis tahap 3, yakni uji kepada manusia.
Sejauh uji klinis di beberapa negara berjalan baik. Namun perkembangan uji klinis di Indonesia perlu disampaikan lebih luas dan intensif lagi agar tidak menimbulkan kekhawatiran di masyarakat.
Bagaimanapun harus diakui masih ada masyarakat yang khawatir dan takut divaksin virus corona. Terlebih setelah ada berita mengenai uji klinis di Korea Selatan dan Brasil.
Selama ini, masyarakat memang telah menerima informasi mengenai pentingnya vaksin tersebut. Namun perkembangan mengenai uji klinis yang sedang dilakukan tampaknya perlu juga digencarkan.
Terus naik
Saat ini penyebaran virus dari Wuhan (China) tersebut masih terjadi berbagai negara. Meski telah ada yang telah mampu mengendalikannya, tetapi keberadaan vaksin tetap dinilai cara ampuh untuk menghentikannya.
Di Indonesia, pertambahan kasus positif masih terjadi setiap hari. Grafik dan kurvanya masih naik sejak 2 Maret 2020.
Baca juga: Jerman mulai suntik vaksin COVID warganya Desember ini
Laporan harian COVID-19 yang dirilis Satuan Tugas Penanganan COVID-19 pada Senin (7/12) pukul 12.00 WIB, pertambahan konfirmasi positif mencapai 5.754 kasus. Total konfirmasi positif COVID-19 di Indonesia menjadi 581.550 kasus.
Sedangkan kasus sembuh bertambah 4.431 orang menjadi 479.202 orang dan pasien masih dirawat 84.481. Kasus meninggal dunia bertambah 127 orang sehingga total kasus meninggal akibat COVID-19 menjadi 17.867 orang.
Pada Ahad (6/12) pukul 12.00 WIB hingga Senin pukul 12.00 WIB, jumlah spesimen yang diperiksa oleh 426 laboratorium di seluruh Indonesia mencapai 26.873 spesimen dari 21.572 orang. Total spesimen yang sudah diperiksa mencapai 6.059.415 dari 4.079.605 orang.
Provinsi dengan pertambahan konfirmasi positif tertinggi adalah DKI Jakarta (1.466 kasus), Jawa Barat (1.171 kasus), Jawa Tengah (594 kasus), Jawa Timur (545 kasus) dan Sulawesi Selatan (345 kasus).
Sementara itu, provinsi dengan penambahan pasien sembuh terbanyak adalah Jawa Barat (1.065 orang), DKI Jakarta (934 orang), Jawa Timur (441 orang), Bali (313 orang) dan Jawa Tengah (286 orang).
Terdapat dua provinsi yang melaporkan tidak ada penambahan kasus positif, yaitu Jambi dan Gorontalo.
PSBB lagi
DKI Jakarta hingga kini masih menjadi provinsi dengan tingkat penyebaran tertinggi. Kerja keras telah dan sedang dilakukan untuk menghentikan pagebluk ini.
Bahkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta kembali memperpanjang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi menuju masyarakat sehat, aman dan produktif selama 14 hari, terhitung mulai 7 Desember sampai 21 Desember 2020.
Perpanjangan PSBB transisi berdasarkan Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 1193 Tahun 2020 sebagai langkah antisipasi terhadap lonjakan kasus COVID-19.
Apabila terjadi peningkatan kasus baru secara signifikan berdasarkan hasil pemantauan dan evaluasi Satuan Tugas Penanganan COVID-19, maka perpanjangan PSBB transisi dapat dihentikan melalui kebijakan rem darurat (emergency brake policy).
Kebijakan tersebut, kata Gubernur Anies Baswedan, diambil berdasarkan data-data epidemiologis selama penerapan PSBB transisi dua pekan terakhir. Kondisi wabah COVID-19 DKI Jakarta masih terkendali dan menuju aman.
Pemprov DKI Jakarta mencatat kenaikan persentase kasus terkonfirmasi positif mulai terjadi sejak pertengahan November. Data sebelumnya tercatat mengalami penurunan setiap dua pekan.
Yaitu 70.184 (26/9) menjadi 85.617 (10/10) atau meningkat 18,03 persen dan 85.617 (10/10) menjadi 100.220 (24/10) atau meningkat 14,57 persen.
Dari 100.220 (24/10) menjadi 111.201 (7/11) atau meningkat 9,87 persen dan 111.201 (7/11) menjadi 125.822 (21/11) atau meningkat 11,62 persen.
Klaster keluarga
Kasus terkonfirmasi positif di DKI Jakarta tercatat mulai meningkat setelah cuti bersama dan libur panjang akhir pekan pada akhir Oktober 2020.
Selama 23-29 November 2020, terdapat 410 klaster keluarga dengan total 4.052 kasus positif. Temuan kasus positif ini merupakan 47,1 persen dari seluruh total kasus positif yang ditemukan pada periode yang sama.
Sejak 4 Juni hingga 29 November 2020, Pemprov DKI mendata sebanyak 5.662 klaster keluarga dengan 53.163 kasus terkonfirmasi positif.
Pada 5 Desember 2020, kasus konfirmasi positif di Jakarta mencapai 142.630 atau meningkat 13,4 persen dibandingkan dua pekan sebelumnya dari 125.822 kasus pada 21 November.
Secara umum, terlihat adanya tren kenaikan kasus aktif dan temuan kasus baru di Jakarta khususnya dari klaster keluarga. Karena itu, tak ada pilihan kecuali masyarakat harus semakin waspada dan disiplin dengan protokol kesehatan.
Ke depan kehadiran vaksin diharapkan efektif untuk menurunkan tingkat penularan atau penyebaran virus ini terutama di Ibu Kota.