Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu berpeluang menguat karena didorong optimisme pelaku pasar terhadap potensi stimulus fiskal di Amerika Serikat.
Rupiah dibuka menguat 10 poin atau 0,07 persen ke posisi Rp14.120 per dolar AS dari posisi penutupan hari sebelumnya Rp14.130 per dolar AS.
"Dua sentimen positif yaitu potensi stimulus fiskal AS dan pernyataan Gubernur The Fed Jerome Powell yang masih ingin mempertahankan pelonggaran moneter untuk membantu pemulihan ekonomi AS, membantu melemahkan nilai tukar dolar terhadap nilai tukar lainnya," kata Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Rabu.
Presiden AS terpilih Joe Biden mendesak kongres untuk mengeluarkan paket tambahan stimulus yang berhasil membuat investor optimis.
Terlepas dari optimisme tersebut, Gubernur The Federal Reserve Jerome Powell memperingatkan anggota parlemen bahwa ekonomi AS tetap dalam keadaan krisis yang tidak pasti pada kesaksian sidang di depan Komite Perbankan Senat semalam.
Ariston menuturkan indeks dolar AS juga terus menciptakan level terendah baru di 2020 yaitu di posisi 91,19.
Menurut Ariston, sentimen tersebut mungkin mampu mendorong penguatan nilai tukar rupiah yang kembali melemah pada Selasa (1/12) kemarin.
"Di sisi lain kenaikan kasus COVID-19 di Indonesia bisa menekan nilai tukar rupiah," ujar Ariston.
Ariston memperkirakan hari ini rupiah bergerak di kisaran Rp14.050 per dolar AS hingga Rp14.200 per dolar AS.
Pada Selasa (1/12) lalu, rupiah ditutup melemah 10 poin atau 0,07 persen ke posisi Rp14.130 per dolar AS dibandingkan hari sebelumnya Rp14.120 per dolar AS.
Rupiah berpeluang menguat dampak stimulus ekonomi Amerika
Rabu, 2 Desember 2020 9:42 WIB