Denpasar (ANTARA) - Provinsi Bali melalui Satgas Penanganan COVID-19 menyiapkan peralatan PCR untuk memenuhi target 3.000 sampel tes usap COVID-19 per hari.
"Bali akan melakukan 3T, yaitu testing, tracing, treatment. Untuk tes ini baru 700 per hari dan diharapkan bisa 3.000 sampel tes usap per hari dengan mempersiapkan peralatan PCR," kata Danrem 163/Wira Satya Brigjen TNI Husein Sagaf saat ditemui di Denpasar, Kamis.
Baca juga: Presiden mau penyelenggaraan GPDRR 2022 di Bali dipersiapkan matang
Danrem Husein Sagaf yang tergabung dalam Satgas Penanganan COVID-19 Provinsi Bali itu mengatakan PCR yang ada saat ini sebanyak 18, namun hanya 14 yang siap dan masih memerlukan tenaga ahli untuk mengoperasionalkan, sehingga sekarang masih dalam proses dan segera kerjakan dalam waktu cepat.
Ia menjelaskan saat ini Bali menjadi salah satu prioritas, karena posisi Bali yang dikenal dalam skala internasional dan gaungnya mendunia. Apabila Bali lebih cepat pulih dibandingkan tempat lain, seluruh dunia akan melihat bahwa Indonesia pulih. Bali menjadi ikon dunia.
Untuk itu, pemerintah memprioritaskan Bali untuk melakukan 3T. Terkait pelaksanaan testing, BNPB siap mem-back up Provinsi Bali untuk meningkatkan pelaksanaan testing dari sebelumnya 700 sampel per hari menjadi 3.000 sampel per hari dengan dukungan peralatan yang disiapkan oleh BNPB.
Dalam prosesnya nanti, diharapkan dalam waktu kurang lebih dua bulan seluruh kabupaten/kota di Provinsi Bali menjadi zona hijau. Meskipun konsekuensinya akan ada penambahan kasus positif harian secara signifikan pada pekan pertama.
"Dari hasil tes usap 3.000 per hari, akan segera dipisahkan orang-orang yang terindikasi dan terpapar. Kita tempatkan di hotel, nggak boleh di rumah lagi. Dengan dikarantina di hotel, diharapkan dalam waktu relatif cepat bisa sembuh dan kita kembalikan ke rumah masing-masing," katanya.
Baca juga: Menparekraf Wisnhutama resmi luncurkan program "We Love Bali"
Danrem menjelaskan untuk RSAD juga ada alatnya, tapi masih dalam proses penggunaan, karena pemeliharaannya juga tidak sembarangan. Untuk satu alat PCR perlu ruang dan tempat khusus, sehingga dibutuhkan waktu untuk melakukan koordinasi lebih lanjut.
Selain itu, Satgas juga akan menyiapkan 10 hotel sebagai tempat karantina dan diperuntukkan bagi yang positif, baik dengan penyakit bawaan atau tidak. "Harapannya seluruh kabupaten juga menyediakan satu hotel sebagai tempat karantina," ucapnya.