Denpasar (ANTARA) - Implementasi penerapan CHSE melalui program "We Love Bali" yang menjadi momentum untuk menunjukkan bahwa Bali telah melakukan langkah-langkah penerapan protokol CHSE dengan bersungguh-sungguh, ternyata didukung banyak peminat dari unsur masyarakat (komunitas), akademisi, pengusaha, dan media.
"Intinya, implementasi penerapan CHSE (cleanliness/kebersihan, health/kesehatan, safety/keamanan, dan environment/ramah lingkungan) sangat penting untuk menunjukkan bahwa Bali sebagai destinasi wisata internasional, sungguh-sungguh berkomitmen dan mampu menerapkan protokol kesehatan," kata Panitia "We Love Bali" Putri Kesuma dari PT Bintang Nusantara MICE, di Denpasar, Senin.
Putri menambahkan, kegiatan ini bertujuan untuk memberikan edukasi terhadap penerapan protokol CHSE di Daya Tarik Wisata dan Desa Wisata. Termasuk, melakukan pengawasan penerapan protokol kesehatan di hotel tempat menginap dan DTW yang dikunjungi dengan mengisi Form Cek List CHSE.
Seperti diketahui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemparekraf) bersama Dinas Pariwisata Provinsi Bali dan stakeholder menggelar program We Love Bali dengan melakukan promosi mengunjungi daya tarik wisata dan desa wisata di Bali dan sekaligus sosialisasi protokol kesehatan bidang pariwisata. Program pemulihan pariwisata bertajuk We Love Bali ini melibatkan 4.400 peserta.
Baca juga: Kemenparekraf implementasikan CHSE di destinasi wisata Nusa Penida
Agenda We Love Bali yang melibatkan 4.400 peserta nanti akan dibagi dalam kelompok kecil terdiri 40 orang. Tiap kelompok melakukan satu trip (perjalanan) selama 3 hari 2 malam, dengan menginap secara bergiliran di sejumlah kawasan wisata yang ada di Bali.
Program We Love Bali akan digelar selama 2 bulan, Oktober-November 2020. Program ‘We Love Bali’ melibatkan 4.400 peserta dari kalangan dosen, guru, mahasiswa, ASN, karyawan perusahan swasta, karyawan usaha wisata, Pokdarwis, komunitas hobi, fotografer dan lainnya. Peserta akan mendapatkan fasilitas berupa akomodasi selama 2 malam di hotel atau home stay yang ditetapkan panitia, konsumsi, transportasi, tiket masuk DTW, biaya rapid test, dan perlengkapan lainnya.
Putri Kesuma mengatakan, trip pertama program We Love Bali, program 11 trip 2 tanggal 11- 13 Oktober 2020 ke Denpasar- Sangeh-Carang Sari-Plaga – Kintamani-Payangan- Ubud- Kemenuh-Denpasar.
Peserta berangkat dari Denpasar, Sangeh,Carang Sari dan Plaga serta menginap semalam di Plaga (Badung). Di sini mereka mengunjungi Pura Taman Mumbul Sangeh, Desa Sangeh, Desa Carangsari, Jembatan Bangkung.
Keesokan harinya naik ke Kintamani (Bangli), terus menuju Payangan, dan lanjut menginap di Ubud (Gianyar). Mereka mengunjungi Desa Wisata Blok Sidan, Kopi Gunung Batur, Sekar Bumi Desa Kerta, Paaar Seni Ubud, dan Bali Cacao Park. Jadi, ada kombinasi menginap di Plaga dan Ubud,” ujarnya.
Sementara itu Anggota Tim Percepatan Pemulihan Pariwisata Bali yang mendampingi panitia Ketut Jaman menyatakan, 12 rute perjalanan sudah disiapkan untuk program We Love Bali. Dari 12 trip tersebut sudah mendapatkan dukungan angggaran dari Kemenparkeraf.
Baca juga: Kemenparekraf promosikan wisata alam di Nusa Penida
Kunjungan ini akan meliputi seluruh sembilan kabupaten/kota yang ada di Bali, salah satunya program 11 trip 2 tanggal 11- 13 Oktober 2020 ke Denpasar-Sangeh-Carang Sari-Plaga – Kintamani-Payangan- Ubud- Kemenuh- Denpasar.
Terkait dengan teknis perjalanan, pertama peserta akan dibagi menjadi kelompok perjalanan, setiap kelompok terdiri dari 40 orang dengan menggunakan dua kendaraan bus, masing-masing bus berisi 20 penumpang, yang akan melalui satu rute perjalanan dari total 12 rute yang disediakan.
"Di setiap daya tarik wisata akan dilibatkan UMKM sebagai penyedia souvenir yang akan dijual kepada para peserta," ujarnya.
Selain itu, juga mempromosikan pariwisata Bali Era Baru kepada masyarakat luar melalui media sosial peserta, menyiapkan pariwisata Bali untuk menyambut wisman sejalan dengan Pergub Nomor 46 Tahun 2020, dan meningkatkan ekonomi tempat-tempat yang dikunjungi.