Singaraja (ANTARA) - Koordinator Staf Khusus Presiden, AAGN Ari Dwipayana, selaku Ketua Yayasan Puri Kauhan Ubud menjalin kerja sama dengan STAHN Mpu Kuturan, Singaraja, Kabupaten Buleleng, Bali, untuk pelestarian dan pengembangan lontar milik Puri Kauhan Ubud.
"Kerja sama itu juga menggali kembali nilai dan ajaran penting yang tertulis dalam lontar dan dimanfaatkan sebagai referensi atau solusi persoalan hari ini," katanya saat menjadi pembicara kunci pada Talk Show yang diselenggarakan serentak melalui platform zoom dan dihadiri lebih dari 500 peserta, Jumat.
Ari Dwipayana menyampaikan pentingnya kehadiran “pemikiran besar”, yaitu pemikiran visioner yang melompat melampaui zamannya. Pemikiran besar tersebut akan mampu menggerakkan banyak orang untuk mengikuti apa yang dipikirkan.
Jika ingin maju, maka kehadiran “pemikiran besar” dan juga jalan perubahan untuk mewujudkannya sangat dibutuhkan ketika ingin mencapai kemajuan, termasuk dalam pengembangan Pendidikan Tinggi Hindu.
Ari memberikan banyak contoh keberhasilan berbagai bangsa dan peradaban di dunia dalam mendorong perubahan yang dimulai dari revolusi kebudayaan dan perubahan etika yang terkait dengan perubahan mentalitas dan karakter. Konsep tersebutlah yang disebut Presiden Joko Widodo sebagai Revolusi Mental.
Perubahan mentalitas dan karakter ini seringkali tidak disadari urgensinya oleh Lembaga Pendidikan. Lembaga Pendidikan seringkali berhenti pada tujuan untuk mencetak orang-orang yang bisa bekerja saja atau mengisi slot-slot kebutuhan tenaga kerja sesuai kebutuhan pasar, hingga melupakan tujuan besar untuk menghasilkan orang-orang yang punya mentalitas, karakter dan jiwa merdeka.
Ari juga menekankan pentingnya pemikiran-pemikiran kritis, atau daya kritis untuk mempertanyakan pengetahuan yang akan sangat bermanfaat bagi pengembangan pengetahuan itu sendiri. Selanjutnya juga dibutuhkan inovasi, kreativitas untuk menghadapi kompleksitas dan persaingan yang jauh lebih berat di masa yang akan datang.
Dalam Talk Show yang dipandu Wakil Ketua III Bidang Kemahasiswaan STAHN Mpu Kuturan, Ida Bagus Wika Krishna, S.AG.MSi, itu, Ketua
STAHN Mpu Kuturan DR. I Gede Suwindia, S.AG,. MA., menyampaikan pentingnya kesadaran Lembaga Pendidikan, khususnya Pendidikan Tinggi Hindu untuk menyadari dan berani “mendiskrupsikan diri”, dan keluar dari zona nyaman.
Menyadari kondisi tersebut, STAHN yang dipimpinnya menjadikan pandemi COVID-19, sebagai batu loncatan untuk mempercepat segala aktivitas kampus yang berbasis teknologi informasi, paperless.
Baginya kemampuan adaptasi sangat penting dan menjadi kunci bagi terciptanya SDM Unggul. Selain itu juga dibutuhkan kolaborasi, saling mendukung satu-sama lain agar bisa menjadi kekuatan yang luar biasa. Saat ini siapa yang cepat akan mengalahkan yang lambat.
Pada akhir acara, Ari menyerahkan bantuan 10 ribu masker kepada STAHN Mpu Kuturan untuk disebarluaskan kepada masyarakat sebagai upaya penanganan penyebaran COVID-19.
Stafsus Presiden dan STAHN Mpu Kuturan bekerja sama lestarikan lontar
Sabtu, 12 September 2020 15:10 WIB