Denpasar (ANTARA) - Anggota DPD Made Mangku Pastika mengharapkan Perusda Bali dapat mengambil peran dalam memasarkan produk-produk pertanian dari Pulau Dewata yang berpotensi surplus.
"Perusda Bali bisa berperan untuk perdagangan antarpulau dan antar-provinsi. Dengan demikian, tidak ada daerah di Indonesia yang sampai kekurangan komoditas pangan," kata Pastika dalam penyerapan aspirasi secara virtual bertajuk 'Ketahanan Pangan dalam Menghadapi COVID-19' di Denpasar, Kamis.
Penyerapan aspirasi secara virtual itu diantaranya menghadirkan narasumber Kadis Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali Ida Bagus Wisnuardhana, Dirut Perusda Bali Nyoman Kami Artana, Ketua HKTI Bali Prof Dr Nyoman Supartha, dan Kepala Bulog Divisi Regional Bali Suhardi.
Baca juga: Pastika: Pemuda Bali harus mau "banting setir" masuk ke sektor informal
Pastika yang juga mantan Gubernur Bali dua periode itu mengatakan di tengah lesunya pariwisata Bali karena pandemi COVID-19, secara otomatis yang ikut "makan" di daerah tersebut menjadi berkurang.
"Kalau sebelumnya produksi pertanian selain untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Bali, juga untuk kepentingan pariwisata. Tetapi sekarang yang untuk pariwisata 'kan tidak terserap," ucapnya.
Selain itu, akibat pandemi COVID-19, masyarakat juga banyak yang beralih ke pertanian, sehingga sudah pasti produk-produk pertanian semakin surplus.
"Di satu sisi terjadi surplus pangan, di sisi lain, daya beli juga semakin rendah karena banyak yang dirumahkan dan terkena PHK," ujar mantan Kapolda Bali itu.
Baca juga: Anggota DPD bagikan paket bahan pokok untuk "pecalang" Bali
Oleh karena itu, Pastika mengharapkan Perusda Bali dapat menjembatani, memotret dan turut mencari solusi atas kondisi pertanian di Pulau Dewata.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali Ida Bagus Wisnuardhana mengatakan berdasarkan hasil proyeksi terhadap ketersediaan dan kebutuhan pangan di Provinsi Bali periode April-Desember 2020, terdapat sejumlah komoditas yang diproyeksikan surplus.
Diantaranya bahan pokok beras yang surplus hingga 124.900 ton, kemudian surplus daging sapi 5.004 ton, daging ayam 47.520 ton, telur 59.877 ton, cabai rawit 171.821 ton dan jagung surplus hingga 2.313 ton.
Baca juga: Anggota DPD: rangkul milenial Bali jadi petani
Komoditas di Bali yang diproyeksikan mengalami kekurangan adalah bawang merah dan bawang putih. Bawang merah diproyeksikan ketersediaannya sebesar 15.954 ton, namun kebutuhannya 18.720 ton sehingga ada kekurangan sekitar 2.766 ton.
Demikian juga bawang putih dari proyeksi ketersediaan 220 ton, sedangkan kebutuhannya 9.756 ton, sehingga ada kekurangan hingga 9.536 ton.
Dirut Perusda Bali Nyoman Kami Artana mengatakan pihaknya agak kesulitan untuk mengembangkan sayap bisnis karena dihadapkan pada persoalan perjanjian dengan pihak ketiga sebagai efek dari perjanjian yang telah dilaksanakan oleh dirut-dirut sebelumnya dengan kontrak yang panjang.
Baca juga: Anggota DPD dorong PT Jamkrida Bali Mandara jadi penjamin proyek nasional
Meskipun demikian, pihaknya akan tetap berusaha untuk bisa berkontribusi memberikan PAD dengan mengembangkan potensi-potensi bisnis lainnya, di samping menjalin kemitraan dengan berbagai koperasi.