Tim mahasiswa Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja, Kabupaten Buleleng, Bali, menciptakan aplikasi alat kontrol listrik yang dapat digunakan mematikan maupun menghidupkan listrik melalui link SMS.
Salah seorang dari mahasiswa itu, Kadek Reda Setiawan Suda, di Singaraja, Kamis, menjelaskan tim mahasiswa itu terdiri dari dirinya, I Gede Ardi Darmawan dan Putu Zasia Eka Satya. Mereka itu tergabung dalam satu tim yang merupakan mahasiswa Fakultas Teknik dan Kejuruan.
"Karya inovatif itu juga kami ikutsertakan dalam lomba yang diselenggarakan Himpunan Mahasiswa Kimia Universitas Negeri Yogyakarta, pada 5-6 Maret 2020 dan berhasil menyabet juara II. Kami bersaing dengan perguruan tinggi yang dianggap unggulan. Yang sudah sempat lolos Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS),” katanya.
Baca juga: FK dan FMIPA Undiksha raih medali IPITEx di Thailand
Mahasiswa asal Desa Panji, Kecamatan Sukasada ini menjelaskan aplikasi itu dapat digunakan dari jarak jauh karena berbasis SMS, yang didahului dengan pemasangan panel kontrol pada jaringan listrik rumah. “Kalau misalnya nyetrika, terus lupa nyabut. Itu kan bahaya. Nah..melalui aplikasi ini, kita bisa mematikan listrik secara keseluruhan dari jauh. Bisa juga untuk beberapa titik. Tinggal di-setting saja,” jelasnya.
Menciptakan alat itu hanya butuh waktu sekitar satu minggu. Meski sudah lolos kompetisi, tetap dilakukan penyempurnaan. “Kami inginnya aplikasi ini bisa menggunakan internet. Tidak lagi dengan SMS saja. Kami masih mencari cara,” katanya.
Menanggapi karya mahasiswa itu, Wakil Rektor III Undiksha, Prof. Dr. I Wayan Suastra, M.Pd, mengatakan kelalaian terhadap penggunaan listrik oleh masyarakat memang masih sering terjadi. Bahkan hal demikian berpotensi memicu konsleting. Hal itulah yang menjadi inspirasi dati tim mahasiswa itu menciptakan aplikasi kontroler listrik. “Ini bagus untuk terus dikembangkan. Karena bisa memecahkan persoalan di masyarakat,” ucapnya.
Suastra mengatakan, pascadilombakan karya ini perlu dipatenkan dan dicarikan Hak Kekayaan Intelektual. Dari hal itu akan mempermudah dalam pengembangannya, termasuk menjalin kerja sama dengan perusahaan. “Saya akan mendorong dan mengawal, agar LPPM membantu mengurus Hak Kekayaan Intelektual. Setelah itu akan dipromosikan. Dengan ini, Undiksha juga akan terdongkrak,” kata akademisi bidang Fisika ini.
Penciptaan karya berbasis teknologi oleh mahasiswa maupun dosen terus didorong Undiksha. Hal ini sebagai upaya untuk meningkatkan daya saing. “Yang dibuat itu sesuatu yang dibutuhkan masyarakat. Bisa memecahkan persoalan masyarakat. Mahasiswa harus peka terhadap persoalan,” katanya.