Denpasar (ANTARA) - Pangdam IX/Udayana, Mayor Jenderal TNI Benny Susianto mengajak Perhimpunan Ahli Mikrobiologi Klinik Indonesia (PAMKI) Bali untuk memberikan edukasi bagi prajurit TNI dan masyarakat terkait keberadaan coronavirus
disease 2019 (Covid-19).
"Kita akan berkolaborasi dengan PAMKI terutama di daerah - daerah dalam memberikan edukasi di masyarakat. Ini nanti juga di beberapa daerah, terutama Korem - korem dan juga akan melakukan koordinasi dengan Dinkes masing - masing daerah untuk sosialisasi," kata Benny Susianto setelah memberikan sambutan dalam rangka Sosialisasi Virus Corona di GOR Praja Raksaka Denpasar, Senin.
Ia mengatakan beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menangkal masuknya virus corona atau Covid-19 yaitu dengan mengutamakan gaya hidup sehat dan memiliki daya tahan tubuh yang kuat.
"Sosialisasi ini ditujukan bagi prajurit TNI, edukasi terkait dengan virus corona ini dapat dikatakan dari ahlinya bahwa belum ada obat untuk menangkal kasus corona ini. Obatnya ya adalah daya tahan tubuh kuat yang dipengaruhi oleh gaya hidup kita atau cara hidup yang baik," jelasnya.
Ia menambahkan daya tahan tubuh yang kuat dapat dilakukan dengan cara yang sederhana, baik dengan menata waktu istirahat dan bekerja, menata pola makanan dan berolahraga. Menurutnya, faktor tersebut dapat menjadi hal pokok untuk melawan isu corona ini.
Baca juga: Ombudsman Bali minta Dinkes edukasi masyarakat soal virus corona
Sementara itu, Kakesdam IX/Udayana Kolonel CKM Dr. I Made Mardika Sp.PD MARS mengatakan dari segi sarana prasarana dan tenaga medis di wilayah Bali, NTB dan NTT selalu siap dan waspada terhadap keberadaan wabah virus corona.
"Untuk wilayah Bali, NTB, NTT kami telah menyiapkan masker sebanyak 15.000 an. Kami siapkan masker juga bagi prajurit TNI tapi hanya digunakan pada kondisi tertentu saja," jelasnya.
Menurut Ketua PAMKI Provinsi Bali, DR. dr. Ni Nyoman Sri Budayanti, SP MK(K) menjelaskan bahwa dilihat dari segi pervirusan, Covid-19 memiliki kesamaan dengan virus - virus lainnya.
"Angka kematiannya tidak seperti SARS, MERS yang lebih tinggi cuma yang ini kan baru ya pasti ramai sekali dan memang jenisnya harus dipelajari dulu," katanya.
Baca juga: WHO puji Indonesia soal penanganan wabah Corona
Ia mengatakan kematian akibat virus ini terlihat tinggi karena orang yang terkena jumlahnya juga tinggi. Secara ilmiah itu dapat dilihat dari persentasenya. Selain itu, menjadi menakutkan karena angka yang terkena itu tinggi.
"Virus ini kan belum ada di Indonesia jadi kita tidak banyak melakukan penelitian karena barangnya belum ada ya. PAMKI juga melakukan komunikasi dan kolaborasi dengan pusat untuk informasi perkembangan virus corona ini," katanya.