Denpasar (ANTARA) - Ombudsman Repulik Indonesia Perwakilan Bali mendorong jajaran dinas kesehatan di Pulau Dewata untuk mengintensifkan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat dalam upaya pencegahan penularan virus corona.
"Kami juga meminta agar seluruh dinas kesehatan harus memiliki cara pencegahan yang serius. Salah satunya dengan melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat, terkait pencegahan dan penanganan jika ada yang terjangkit virus corona," kata Kepala Ombudsman RI Perwakilan Bali Umar Ibnu Alkhatab, di Denpasar, Jumat.
Umar juga mengharapkan masyarakat di Pulau Dewata jangan terlalu resah dan cemas berlebihan dengan penyebaran virus corona (COVID-19), terkait informasi warga negara China yang yang terpapar virus tersebut sepulang berwisata dari Pulau Dewata.
"Masyarakat tidak perlu khawatir dan saya minta untuk tetap tenang karena sudah dipastikan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Bali bahwa penularan tersebut tidak terjadi di Bali," katanya
Umar mengharapkan masyarakat Bali dapat sepenuhnya mempercayakan pencegahan dan penanganan penyebaran virus ini kepada pemerintah daerah di Bali melalui Dinas Kesehatannya masing-masing.
Sebelumnya Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr Ketut Suarjaya menegaskan warga negara China berinisial Jin yang dilaporkan terjangkit virus corona (COVID-19) dan sebelumnya sempat melakukan perjalanan ke Pulau Dewata, dipastikan tidak terpapar virus tersebut di Bali.
"Secara teori tidak terpapar di Bali, alasannya dia sudah meninggalkan Bali tanggal 28 Januari, kemudian masuk China. Setelah itu terkena (COVID-19-red) tanggal 5 Februari, artinya 8 hari setelah meninggalkan Bali. Masa inkubasi normal virus itu 3-7 hari," kata dr Suarjaya, di Denpasar, Kamis (13/2)
Sementara untuk kemungkinan kedua, jikapun dipakai masa inkubasi yang terpanjang atau terlama, yakni 14 hari, di Bali hingga saat ini juga belum ada satupun kasus positif COVID-19 itu.
"Kalau toh dia (WN China tersebut-red) yang membawa virus dan saat di Bali masih masa inkubasi, mestinya di Bali ada dong kasus. Buktinya sampai sekarang tidak ada kasus dan sekarang sudah hari ke-16, tidak ada yang terkena, Bali masih aman," ucapnya.
Oleh karena itu, lanjut Suarjaya, sangat kecil kemungkinan atau hampir tidak mungkin WN China itu terpapar atau tertular COVID-19 itu di Pulau Dewata. Selain itu, Jin saat berwisata ke Bali juga tidak pernah menjalani observasi di RSUP Sanglah. WN China itu kemungkinan besar terinfeksi setelah kembali ke negaranya.