Tabanan (ANTARA) - Pemkab Tabanan mengadakan Bulan Bahasa Bali 2020 di Gedung Kesenian I Ketut Maria, Tabanan, Senin (10/2), yang dimeriahkan anak-anak Teater Jineng Tabanan serta puluhan peserta kegiatan dari kalangan pelajar maupun masyarakat.
Informasi Humas Pemkab Tabanan yang diterima, Selasa, menyebutkan acara ini dihadiri oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Tabanan I Gede Susila, Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Tabanan IGN. Supanji selaku Panitia Acara, perwakilan Forkopimda dan OPD terkait di lingkungan Pemkab Tabanan.
"Tahun 2020, Bulan Bahasa Bali mengambil tema 'Melalui Bulan Bahasa Bali menuju Atma Kertih' dengan dimeriahkan berbagai kegiatan dan lomba," kata Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Tabanan IGN. Supanji.
Berbagai kegiatan dan lomba dalam rangka Bulan Bahasa Bali, diantarannya, lomba nyurat aksara Bali, lomba mesatwa Bali, lomba membaca aksara Bali, serta pentas seni teater yang dibawakan oleh anak-anak Teater Jineng Tabanan.
"Bulan Bahasa Bali ini didasari oleh Peraturan Daerah Bali Nomor 1 Tahun 2018 dan dipertegas dengan Peraturan Gubernur Baali Nomor 80 Tahun 2018 tentang Perlindungan dan Penggunaan Bahasa, Aksara dan Sastra Bali, serta Penyelenggaraan Bulan Bahasi Bali," kata Kadisbud IGN. Supanji.
Ia menjelaskan Bulan Bahasa ini dilaksanakan setiap bulan Februari di masing-masing daerah di Bali, mulai dari tingkat Provinsi, Kabupaten, Desa Adat, sampai ke lembaga pendidikan, swasta maupun masyarakat.
Baca juga: Gubernur dan Wagub Bali "nyurat" di lontar bersama 2.020 pelajar
Sementara itu, Sekda I Gede Susila menambahkan Bahasa Bali merupakan salah satu bahasa daerah yang dipergunakan oleh masyarakat Bali dan bahasa yang pertama kalinya atau Bahasa Ibu yang dipakai oleh masyarakat Bali untuk sarana komunikasi dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Bali.
"Sebagai Bahasa Ibu, Bahasa Bali mempunyai kegunaan sebagai lambang kebanggaan daerah masyarakat Bali, lambang identitas Bali dan masyarakat Bali, sarana penghubung di keluarga dan masyarakat serta pendukung sastra daerah dan sastra Indonesia," katanya.
Gede Susila mengaku Bahasa Bali dan Budaya Bali merupakan satu kesatuan yang sangat lekat. Bahasa Bali merupakan akar budaya Bali. Pulau Bali terkenal di mancanegara dan menjadi tujuan wisata para wisatawan karena akar budaya Bali yang kental dan adiluhung serta budaya Bali tak lepas dari Bahasa, sastra dan aksara Bali.
"Bahasa, Sastra dan Aksara Bali merupakan warisan dari leluhur kita yang harus kita jaga, agar tetap ajeg dan lestari," kata Susila.
Baca juga: Pemprov Bali gaungkan kembali penulisan artikel ilmiah berbahasa Bali
Dalam era globalisasi ini, Bali sebagai daerah tujuan wisata budaya banyak dikunjungi wisatawan asing ataupun lokal untuk menikmati indahnya panorama Bali. "Hal itu sedikit-tidaknya akan mempengaruhi budaya Bali," katanya.
Untuk itu, Pemkab Tabanan sangat menyambut baik acara ini demi keajegan dan kelestarian Bahasa, Sastra dan Aksara Bali yang harus selalu dijaga agar tidak tergerus perkembangan zaman dalam era globalisasi saat ini.