Denpasar (Antara Bali) - Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Bali, Doktor I Gusti Ngurah Sudiana mengatakan, perayaan "Tumpek Wariga" yang diperingati umat Hindu pada Sabtu, hari ini mengandung makna filosofis ikut menjaga ketersediaan oksigen di alam.
"Dari sisi ajaran Agama Hindu, ada tiga makna yang terkandung pada peringatan Tumpek Wariga yakni dari aspek upacara, etika, dan filosofi," kata Sudiana yang juga dosen Institut Hindu Dharma Negeri (IHDN) Denpasar, Sabtu.
Menurut dia, dipandang dari aspek upacara, hari raya yang diperingati umat Hindu setiap 210 hari sekali ini sebagai bentuk pemujaan pada Sanghyang Sangkara sebagai dewa yang berstana atau memberikan kehidupan pada seluruh tanaman.
"Sedangkan di sisi etika, umat Hindu pada hari ini tidak diperbolehkan menebang pohon. Umat pun pada Tumpek Wariga tidak mau memetik buah, bunga, dan daun. Justru mereka diharapkan menanam pohon. Artinya, secara etika, umat Hindu ingin menyerasikan dirinya dengan alam, baik melalui upacara maupun tindakan nyata," ucapnya.
Ia mengatakan, makna filosofis "Tumpek Wariga" sebagai bentuk pemujaan kepada Sangyang Sangkara yang merupakan manifestasi dari Tuhan sesungguhnya bermakna bagaimana memelihara alam melalui tumbuh-tumbuhan sehingga kebutuhan oksigen dari seluruh makhluk hidup bisa terpenuhi.(LHS/IGT)