Denpasar (ANTARA) - Gubernur Bali Wayan Koster mengaku ingin meniru kemajuan Jepang, khususnya perilaku hidup bersih dan pengolahan sampah serta energi terbarukan.
"Masyarakat Jepang sangat terkenal dengan budaya bersihnya. Jujur saja, saya banyak terinspirasi dari Jepang ketika menyusun regulasi tentang pengolahan sampah, yang tertuang dalam Peraturan Gubernur Nomor 47 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber," kata Koster saat menerima audiensi Duta Besar Jepang untuk Indonesia Masafumi Ishii, di Denpasar, Rabu.
Koster pun mengemukakan fokus dirinya untuk Bali ke depan adalah menjaga dan memelihara kesucian, membersihkan alam Pulau Dewata sehingga lebih nyaman terlebih untuk para wisatawan yang datang melancong ke Bali.
Baca juga: Gubernur Koster serahkan draf RUU Provinsi Bali ke DPR
Baca juga: Gubernur Koster setujui penyertaan modal Rp50 miliar untuk BPD Bali
"Sampah mulai kita kelola dari tatanan rumah tangga, jadi dikelola mulai dari sumbernya. Baru meningkat ke tatanan desa sebelum ke tempat pembuangan akhir," ucap Gubernur kelahiran Desa Sembiran, Kabupaten Buleleng ini.
Oleh karena itu, Koster berharap pemerintah Jepang bersedia berbagi pengetahuan dengan Bali terkait bidang energi baru dan terbarukan, karena Negeri Sakura menjadi salah satu negara terdepan di dunia terkait bidang tersebut.
Demikian pula terkait dengan upaya Pemprov Bali untuk mempromosikan arak sebagai minuman tradisional dengan ciri khas dan "brand" Bali, Gubernur Koster mengharapkan kerja sama dengan Jepang yang telah terkenal dengan minuman Sakenya.
"Semoga pula di masa depan, lebih banyak lagi wisatawan asal Jepang yang datang ke Bali. Jepang dan Bali sangat mirip dan dekat dari sisi kultur, kebudayaan dan masyarakat. Jadi paling pas untuk berwisata ke Bali," ujarnya.
Sementara itu, Dubes Jepang Masafumi Ishii mewakili Pemerintah Jepang, menawarkan kerja sama di berbagai bidang dengan Pemerintah Provinsi Bali.
"Beberapa di antaranya adalah kerja sama di bidang pendidikan, ekonomi, perbaikan saluran air dan juga program perlindungan pesisir pantai serta hutan bakau," ujar Dubes Ishii.
Jepang menurut Dubes Ishii juga sangat berkepentingan untuk bekerja sama di bidang kebudayaan, energi terbarukan dan pertanian
"Jepang melihat penting untuk mendukung Bali dalam usaha untuk melestarikan kebudayaan tradisional. Hal tersebut merupakan faktor yang bisa mendorong meningkatnya kunjungan wisatawan Jepang ke Bali ke depan," ucapnya.
Dubes Ishii yang juga didampingi Konsul Jenderal Jepang untuk Bali Hirohisa Chiba, menjelaskan perhatian terhadap perlindungan kebudayaan di kedua negara juga terjalin dengan kerja sama antar perguruan tinggi di Jepang dengan Universitas Udayana.
Para mahasiswa ini diharapkan jadi jembatan kedua negara dalam "sharing" dan kerja sama lebih lanjut di bidang kebudayaan. Ishii pun mengaku sangat mengagumi batik, tenun ikat hingga makanan Bali. "Saya berusaha makan banyak masakan khas Balis selama kunjungan disini," selorohnya.