Tabanan (ANTARA) - Sekitar 250 orang civitas akademika Institut Seni Indonesia Denpasar "ngaturang ayah" dalam rangkaian ritual Ngenteg Linggih dan Mapedudusan Menawa Ratna di Pura Puseh lan Bale Agung Desa Adat Pujungan, Kecamatan Pupuan, Tabanan.
"ISI Denpasar dari jauh-jauh hari diminta berpartisipasi menyukseskan karya agung tersebut. Pada penampilan pertamanya, ISI Denpasar membawa 2 kloter seniman yang mementaskan tarian wali (topeng, wayang dan baris gede) berikut penabuh gamelan. Selain itu, saat malam hari, pihaknya juga menyuguhkan sendratari bertajuk Jayaprana," kata Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerja Sama ISI Denpasar, I Ketut Garwa, MSn, di Denpasar, Selasa.
Hingga puncak karya agung pada 13 Oktober 2019 mendatang, seniman ISI Denpasar akan tampil beberapa kali di desa asal Rektor ISI Denpasar Prof Dr I Gede Arya Sugiartha tersebut.
ISI Denpasar memang memiliki program "ngayah" ke seluruh desa adat se-Bali, asalkan ada permohonan atau usulan dari masyarakat sesuai prosedur.
Dalam setahun, perguruan tinggi seni negeri itu menganggarkan enam kali kegiatan. "Awalnya harus ada usulan dari masyarakat yang ditandatangani prajuru banjar, desa, hingga camat. Lalu kita seleksi. Program 'ngayah' di Desa Adat Pujungan ini merupakan agenda terakhir di tahun anggaran 2019," ujar Garwa.
Baca juga: ISI Denpasar dan Petchaburi University Thailand mantapkan kerja sama
Selain kewajiban institusi, lanjut Garwa, "ngayah" juga bertujuan untuk membangun sinergi dengan masyarakat untuk menyosialisasikan teknik berkesinan yang baik sesuai teori akademis.
"Selain mempromosikan lembaga, kegiatan tersebut menjadi momentum edukasi masyarakat tentang bagaimana teknik 'megambel' atau menabuh dan menari yang benar," katanya.
Garwa mengapresiasi sambutan dan semangat warga Pujungan yang luar biasa dan pihaknya turut berdoa semoga karya agung tersebut berjalan lancar hingga puncak karya, sehingga Bali pada umumnya dianugerahi kesejahteraan oleh Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
Bendesa Pujungan Jro I Wayan Sedana, mengatakan pada Sabtu (28/9) memang digelar upacara Tawur Balik Sumpah Menawa Ratna sebagai salah satu rangkaian awal karya agung tersebut.
Ia mewakili warga Pujungan mengucapkan terimakasih dan apresiasi pada civitas akademika ISI Denpasar yang dengan suka rela selama 24 jam mempersembahkan tari wali hingga tetabuhan gong.
Baca juga: ISI promosikan budaya Bali ke Jepang
ISI Denpasar "ngaturang ayah" di Pura Puseh Pujungan-Tabanan
Selasa, 1 Oktober 2019 21:52 WIB