Jakarta (ANTARA) - Indonesia merebut medali emas nomor 22 pedayung-campuran putera puteri 1.000 meter pada hari kedua Kejuaraan Dunia Dayung Perahu Naga ke-14 di Pattaya Rayong, Thailand, Kamis (22/8), setelah mencatat waktu terbaik 3 menit 55,485 detik.
Kemenangan ini membuat Merah Putih berkibar dan Indonesia Raya berkumandang kembali pada kejuaraan dunia dayung perahu naga setelah 22 tahun lalu mengalun di Hong Kong pada 1997.
Nomor ini adalah nomor dayung yang akan dipertandingkan pada SEA Games 2019 di Filipina, November-Desember 2019.
Medali perak untuk nomor ini direbut tim Amerika Serikat yang mencatat waktu 3 menit 56,704 detik, sedangkan Myanmar harus puas dengan perunggu dengan waktu 3 menit 57,608 detik.
Thailand yang bakal menjadi lawan sengit Indonesia pada SEA Games Filipina jauh tertinggal pada urutan keenam dengan waktu 4 menit 5,434 detik.
Baca juga: Tim dragon boat Indonesia bawa pulang status juara dunia
Baca juga: 60 Year Old Woman Participates in Mahakam Dragon Boat Festival
"Prestasi ini memang kejutan karena setelah kita juara dunia pada 1997, baru kali ini kita ikut lagi kejuaraan dunia dan berhasil juara lagi. Ini berkat pembinaan berkesinambungan dan terarah," kata Wakil Ketua Umum Pengurus Besar, Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (PB-PODSI), Budiman Setiawan, dalam keterangan tertulis, hari ini.
Sehari sebelumnya, Rabu 21 Agustus 2019, Indonesia meraih medali perunggu pada nomor sama dengan catatan waktu 8 menit 31,491 detik. Medali emas dan perak kala itu masing-masing menjadi milik Amerika Serikat dan China.
AS keluar sebagai juara nomor ini pada hari pertama kejuaraan karena panitia menjatuhkan hukuman penambahan waktu 10 detik kepada China, Indonesia dan Australia. “Mungkin karena ada rambu terapung yang tidak dilewati saat memutar,” kata Budiman.
Jumat dan Sabtu pekan ini, Indonesia akan turun pada nomor 500 dan 200 meter.
Kejuaraan ini diikuti 22 negara anggota Federasi Dayung Perahu Naga Internasional (IDBF) dan berlangsung dari 21 hingga 25 Agustus 2019.
Pelatih nasional Mohamad Suryadi mengatakan, seluruh negara Asia Tenggara kecuali Filipina tampil dalam kejuaraan dunia ini. "Mungkin Filipina sengaja merahasiakan kekuatan mereka," kata Mohamad.
Di bawah pelatih Mohamad Suryadi, Indonesia menurunkan puluhan atlet dayung, di antaranya John Feter Matulessy, Muhamad Yunus, Muhammad Fajar Faturahman, Andri Agus Mulyana, Anwar Tarra, Mugi Harjito, Maryati, Ramla B., Raudani Fitra, Selvianti Devi Hidayat, dan Riana Yulistrian.