Denpasar (ANTARA) - Seiring dengan pulihnya kondisi perekonomian secara umum, indeks keyakinan konsumen (IKK) Provinsi Bali kembali berada pada level optimistis, lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Causa Iman Karana.
Causa Karana di Denpasar, Jumat, mengatakan hal itu tercermin pada rata-rata IKK triwulan II tahun 2019 yang sebesar 123,3, atau lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan I tahun 2019 yang sebesar 120,4.
Ia mengatakan peningkatan IKK terutama bersumber dari meningkatnya salah satu indeks pembentuknya, yakni indeks kondisi ekonomi (IKE) saat ini. Rata-rata IKE pada triwulan II tahun 2019 tercatat sebesar 114,2, atau lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata indeks triwulan I tahun 2019 yang sebesar 105,7.
"Optimisme tersebut didorong oleh membaiknya ketiga indeks pembentuknya. Rata-rata penghasilan saat ini dibandingkan enam bulan yang lalu meningkat dari 105,1 triwulan I tahun 2019 menjadi 109,6 pada triwulan II tahun 2019," ujarnya.
Menurut Causa Karana, rata-rata indeks ketersediaan lapangan kerja saat ini dibanding enam bulan lalu juga tercatat meningkat dari 111,1 pada triwulan I tahun 2019 menjadi 128,9 pada triwulan berjalan. Seiring dengan hal tersebut, pengeluaran untuk konsumsi barang-barang tahan lama saat ini dibandingkan enam bulan yang lalu mengalami peningkatan dari 100,8 pada triwulan I tahun 2019 menjadi 104 pada triwulan II tahun 2019.
Sejalan dengan itu, kata dia, indeks ekspektasi konsumen (IEK) pada triwulan II tahun 2019 terindikasi kembali berada pada level optimis. Hal ini tercermin pada rata-rata nilai IEK yang sebesar 132,5 pada triwulan II tahun 2019. Kondisi ini didorong oleh ketiga komponen pembentuk IEK yang berada pada level optimis (>100).
Dikatakan indeks perkiraan kondisi kegiatan usaha secara umum pada enam bulan yang akan datang dibandingkan saat ini tercatat sebesar 133. Adapun 48,07 persen responden berpendapat kondisi kegiatan usaha secara umum akan membaik seiring terkendalinya harga, meningkatnya subsidi/insentif pemerintah dan perbaikan infrastruktur pendukung kegiatan ekonomi.
Indeks saldo bersih perkiraan penghasilan pada enam bulan yang akan datang dibandingkan saat ini berada pada level optimis, sebesar 118,6 poin, sebagai dampak kenaikan/tambahan gaji/upah. Selain itu, indeks saldo bersih ketersediaan lapangan kerja pada 6 bulan yang akan datang juga berada dalam level optimis sebesar 127,7 poin.
Baca juga: BI: Pergub Produk Pertanian Lokal dorong ekonomi Bali
Dari sisi harga, ekspektasi masyarakat Bali terhadap potensi kenaikan harga tiga bulan dan enam bulan yad cenderung melandai. Hal ini tercermin dari penurunan Indeks Ekspektasi Harga (IEH) tiga bulan yad, dari 170,1 poin pada triwulan I 2019 menjadi 165,2 poin pada periode laporan. Demikian pula IEH enam bulan yad, mengalami penurunan dari 185,6 pada triwulan I tahun 2019 menjadi 180,6 pada triwulan berjalan.
Kondisi keuangan masyarakat pada triwulan II 2019 terindikasi masih kuat, dan diperkirakan berada dalam tren peningkatan hingga triwulan mendatang. Berdasarkan komposisi penggunaan penghasilan, konsumsi masih tercatat mendominasi pengeluaran masyarakat (68 persen), diikuti oleh cicilan/pinjaman (12 persen), dan tabungan (20 persen).
Begitu juga pengembalian pinjaman pada triwulan II 2019 (12 persen) tercatat sedikit lebih rendah dibandingkan dengan triwulan lalu yang sebesar 13 persen. Sementara itu, pada tabungan relatif stabil dibandingkan triwulan lalu.
"Ini mencerminkan masih baiknya kondisi keuangan masyarakat pada periode berjalan. Perbaikan kondisi keuangan masyarakat diperkirakan berlanjut di sepanjang tahun 2019. Hal ini tercermin pada optimisme indeks perkiraan tabungan pada enam bulan mendatang dibanding saat ini, yang tercatat sebesar 109,12 (berada pada level optimis)," kata Causa Karana.
Baca juga: Gubernur Bali: penggunaan produk lokal tekan inflasi