"Ada satu jembatan yang putus yakni Jembatan Wailia serta Jembatan Waemese yang tergerus banjir, sehingga saat ini arus transportasi ke Labuan dari Ruteng terputus," kata Kepala Satuan Kerja (Kasatker) Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) Wilayah 3 Nusa Tenggara Timur Ori Papote di Kupang, Jumat.
Akibat putusnya jembatan itu dan tergerusnya salah satu jembatan maka pihaknya harus segera membuat jembatan darurat agar arus transportasi bisa kembali lancar.
Namun, kata dia, pembuatan jembatan darurat membutuhakan waktu yang lama, sekitar dua atau tiga hari ke depan baru bisa dilalui.
"Sejumlah alat berat sudah bergerak ke daerah itu, baik dari Lembor maupun dari Labuan Bajo untuk secepatnya membuat jembatan darurat," kata Ori.
Selain jembatan yang putus, kurang lebih 21 titik longsor juga terjadi di kabupaten itu sehingga menutup jalan nasional.
Lokasi longsor, kata dia, di kilometer 349 dan kilometer 355, namun sejumlah alat berat juga sudah membersihkan jalan dari longsoran tersebut.
Namun, kata dia, ada dua titik longsor yang paling parah, yakni di Kampung Roe, Desa Golo dan Kampung Laos, Desa Culun, Kecamatan Mbeliling.
Ia menambahkan baik banjir maupun longsor itu terjadi akibat hujan deras yang melanda Kabupaten Manggarai dan Kabupaten Manggarai Barat dalam beberapa hari terakhir.
Selain beberapa rumah terendam banjir, dua kendaraan roda empat dan dua, serta satu kios tertimbun longsor.
Hingga saat ini, belum ada laporan soal korban jiwa akibat banjir serta longsor di daerah itu.
(AL)