Klungkung (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Klungkung, Bali memperkenalkan anak-anak dengan budaya "Ogoh-Ogoh" atau boneka raksasa menyeramkan dengan menyelenggarakan "Parade Ogoh-Ogoh" khusus anak-anak menjelang Hari Suci Nyepi Saka 1941.
"Sejak usia dini, anak-anak kita harus diperkenalkan serta diajak melestarikan dan menjaga kebudayaan seperti 'Ogoh-Ogoh' setiap menjelang Hari Suci Nyepi," kata Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta, saat menghadiri "Parade Ogoh-Ogoh" pendidikan anak usia dini (Paud) di Kecamatan Dawan, Sabtu.
Ia mengatakan, pengenalan terhadap budaya ini harus dilakukan oleh orang tua masing-masing anak, karena pembuatan hingga pawai ogoh-ogoh menjadi prosesi turun temurun masyarakat Hindu di Bali yang dilaksanakan setiap menjelang Hari Raya Nyepi.
Dengan parade ini, katanya, selain budaya, anak-anak diberikan pemahaman fungsi ogoh-ogoh termasuk filosofi dasar yang berkaitan dengan Hari Raya Nyepi.
"Ogoh-ogoh erat kaitannya dengan Hari Suci Nyepi, pemahaman itu meskipun pada tingkat dasar sudah harus ditanamkan kepada anak-anak sejak usia ini. Dengan pengenalan sejak dini, mereka akan tumbuh menjadi generasi yang memahani dan mencintai budaya, serta memiliki kreativitas," katanya.
Oleh panitia penyelenggara, parade ini dibagi menjadi tiga gugus yaitu Arjuna dengan menampilkan 12 ogoh-ogoh, Krisna dengan satu ogoh-ogoh dan satu barang bangkung serta Srikandi dengan empat ogoh-ogoh.
Anak-anak Klungkung diperkenalkan budaya Ogoh-Ogoh"
Sabtu, 2 Maret 2019 15:21 WIB