Denpasar (ANTARA) - Wali Kota Denpasar, Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra, menegaskan bahwa penguatan kebudayaan sangat mendukung pengembangan ekonomi kreatif, karena itu pihaknya sejak awal terus berkomitmen dalam mendukung pembangunan kebudayaan.
Informasi dari Humas Pemkot Denpasar yang diterima di Denpasar, Rabu, menyebutkan pernyataan itu disampaikan wali kota dalam seminar nasional bertajuk "Denpasar Kota Budaya Menuju Keadaban dan Kesejahteraan" yang dibuka Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hilmar Farid dengan pemukulan gong di Sanur, Denpasar (26/2).
"Hal ini tertuang dalam visi misi pembangunan Denpasar berwawasan budaya, karena itu pembangunan di Kota Denpasar menempatkan kebudayaan sebagai potensi dasar, sebagai cara atau pendekatan serta sebagai tujuan," kata wali kota dalam seminar untuk menyambut HUT ke-231 Kota Denpasar tahun 2019 itu.
Rai Mantra menambahkan bahwa pengembangan kebudayaan akan memberikan dampak terhadap berkembangnya sektor ekonomi. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi hendaknya harus sejalan dengan pemajuan kebudayaan yang dikenal dengan istilah "orange ekonomi" yang bermuara pada pengembangan ekonomi kreatif.
"Dari seminar yang dikemas dengan diskusi di masing-masing divisi ini diharapkan mampu menghadirkan pemikiran untuk pemajuan kebudayaan sebagai pengembangan sektor ekonomi kreatif," ujar Rai Mantra dalam seminar yang diadakan Badan Penelitian dan Pengembangan Kota Denpasar itu.
Hadir pula dalam kesempatan tersebut selaku pembicara utama yakni Sekretaris Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah Kementerian PUPR Ir. Firman H. Napitupulu yang membawa materi tentang permasalahan kota di dunia serta budaya sebuah pilihan, lalu mantan Wakil Menteri PU, Dr. Hermanto Dardak, Akademisi UGM laretna T. Adhisakti, serta Tim Ahli Pembangunan Pemkot Denpasar.
Dalam kesempatan itu, pembicara utama Sekretaris Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah Kementerian PUPR Ir. Firman H. Napitupulu yang membawa materi tentang permasalahan kota di dunia serta budaya sebuah pilihan ini menjelaskan bahwa Denpasar dapat menjadi "pilot project" pengembangan kota budaya.
Saat ini, Denpasar telah mumpuni dan memenuhi beragam indeks pembangunan kebudayaan yang ditetapkan oleh Kemendikbud RI. "Beragam indeks telah ada, dan daerah lain dapat menjadikan Denpasar percontohan program pemajuan kebudayaan di Indonesia, jadi daerah di Indonesia dapat mencontoh Denpasar," katanya.
Sementara itu, Pelaksana Tugas Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kota Denpasar, Ida Ayu Ketut Purbadewi menjelaskan seminar nasional ini bertujuan membahas secara holistik mengenai pengetahuan budaya serta pentingya penguatan kebudayaan di Kota Denpasar. Dengan demikian, upaya pemajuan kebudayaan di Kota Denpasar yang telah diamanatkan dalam Undang-undang dapat dimaksimalkan.
"Tentunya sebelum diterapkan, harus dilaksanakan beragam diskusi, seminar dan FGD sehingga pemajuan kebudayaan yang bermuara pada penguatan kebudayaan dapat terlaksana dengan maksimal," katanya.
Adapun dari seminar ini turut membahas beberapa topik, yakni pemahaman filosofi, indikator dan infrastruktur kota budaya, regulasi, manajemen, dan tahapan pelaksanaan kota budaya, implementasi kota budaya dengan modal dasar budaya unggul dalam kaitanya dengan indeks pembangunan kebudayaan serta indikator di era pemajuan kebudayaan. (*)