Denpasar (Antaranews Bali) - Ribuan warga Bali dari berbagai elemen lintas agama, adat, suku dan budaya berbaur mengikuti "Gita Yoga" di Lapangan Puputan Margarana, Denpasar, yang merupakan rangkaian kegiatan Gita Jayanti Nasional 2018.
"Melalui kegiatan ini, kami berusaha memasyarakatkan gerakan-gerakan yoga untuk membantu menjaga kesehatan fisik, sekaligus memasyarakatkan kitab suci Bhagavad-gita," kata Ketua Perkumpulan International Society for Krishna Consciousness (ISKCON) Indonesia Nengah Wijana, disela-sela pelaksanaan Gita Yoga tersebut, di Denpasar, Minggu.
Apalagi, lanjut Wijana, dalam kitab suci disebutkan tak hanya penting menjaga kesehatan spiritual, juga sangat diperlukan untuk menjaga kesehatan fisik.
Istilah "yoga" secara umum pun lebih identik dengan gerakan olah tubuh dan pernapasan untuk memelihara kesehatan. "Sejatinya berbagai jenis aktivitas yoga seperti Karma Yoga, Dhyana Yoga (Hata & Raja Yoga) dan Bhakti Yoga untuk mencapai Yang Maha Kuasa telah diuraikan secara terperinci dalam Bhagavad-gita," ucap Wijana.
Yang istimewa, tambah dia, pada 19 Desember mendatang adalah hari diwahyukannya Bhagavad-gita, yang dikenal sebagai Gita Jayanti. Gita Jayanti tepatnya jatuh pada hari ke-11 saat Shukla Paksha (bulan mati menuju purnama) pada bulan Margashirsh yang juga merupakan hari Ekadasi. Pada tahun 2018 ini, Gita Jayanti jatuh pada 19 Desember 2018.
"Pada saat Gita Jayanti, seluruh umat Hindu di dunia merayakan keagungan Bhagavad-gita dengan cara melakukan pemujaan maupun membaca sloka-sloka dalam Bhagavad-gita," ucapnya.
Hal senada disampaikan Ketua Panitia Gita Jayanti Nasional 2018 I Made Gede Yagustana. Menurut dia, yoga tidak hanya sekadar untuk mencapai kesehatan badan, namun lebih dari itu adalah sehat secara spiritual atau rohani. "Yoga sebenarnya adalah untuk belajar mengendalikan diri, indria-indria, dan berusaha untuk menghubungkan diri dengan Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa.
Seperti dinyatakan di dalam Bhagavad-gita oleh Sri Krishna, puncak dari semua yoga adalah Bhakti Yoga. Yoga untuk selalu mengingat dan mencintai Kepribadian Tuhan Tertinggi, penguasa semua mistik yoga sesuai dengan sloka Bhagavad-Gita 6.47. "Dari mana kita bisa belajar kesempurnaan yoga seperti itu? Dari buku Bhagavad-gita," ujar Yagustana.
Terkait dengan kegiatan Gita Jayanti Nasional (GJN) 2018 atau yang digelar untuk keempat kalinya ini memilih Bali sebagai tuan rumah untuk menggemakan hari pewahyuan Bhagavad-gita dan puncak perayaannya digelar di Kampus Institut Seni Indonesia Denpasar pada 22 Desember mendatang. "GJN kali ini mengangkat tema 'Bersatu Bekerja Menuju Kejayaan NKRI'. Hal ini sangat bermakna, sebab melingkupi kejayaan negara secara menyeluruh," katanya.
Sementara itu, Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) mengatakan Gita Yoga memiliki arti yang sangat penting untuk merenungkan hakikat dan makna kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Gita Yoga merupakan sarana introspeksi dan evaluasi diri untuk membersihkan jiwa dari segala perilaku yang tidak baik, pikiran yang tidak jernih, dan perkataan yang tidak baik. Pikiran dipusatkan pada jalan Tuhan dengan cara mawas diri mencari ketenangan dan kedamaian," ujarnya.
Gita Yoga, tambah Cok Ace, hendaknya dapat menjadi sarana untuk memaknai kehidupan yang lebih berarti, memantapkan sradha dan bakti untuk menghadapi segala tantangan ke depan. "Apapun masalah kehidupan kita sebenarnya jawabannya ada di Bhagavad-gita," katanya.
Pada kesempatan tersebut, juga diisi dengan pembacaan sloka yang disampaikan oleh Dirjen Bimas Hindu Kementerian Agama Prof I Ketut Widnya PhD, Ketua Harian PHDI Pusat Dr Ketut Arnaya, dan Presiden World Hindu Parisad Made Mangku Pastika.
Gubernur Bali periode 2008-2018 Made Mangku Pastika meminta umat Hindu tidak hanya membeli buku Bhagavad-gita tanpa membacanya. "Sebaiknya buku dibeli dan dibaca hingga 'lecek' bukan dipuja dipelangkiran (tempat suci) saja," ucapnya.
Bahkan dirinya menggunakan Bhagavad-gita sebagai bantal tidur dan telah menerapkan Bhagavad-gita dalam kehidupannya menjalankan tugas sebagai Gubernur Bali dan bertugas di kepolisian.
Menurut Pastika, untuk mengamalkan ajaran kitab suci dapat dimulai dengan ketika terbangun tengah malam dengan membaca satu sloka Bhagavad-gita, kemudian direnungkan dan dimengerti isinya, selanjutnya dipraktikkan keesokan harinya.
Pada kegiatan Gita Yoga tersebut, selain diisi yoga bersama, juga dilakukan pembagian makanan sehat, pemeriksaan kesehatan dan akupresur gratis, serta donor darah. Acara juga dirangkaikan dengan pembagian ratusan "doorprize" dan dibagikan 1.000 buku Bhagavad-gita dan atraksi yoga dari mahasiswa IHDN dan pasraman.
Kesempaan itu juga untuk memberikan apresiasi kepada kampus Institus Hindu Dharma Negeri (IHDN), Universitas Hindu Indonesia (Unhi) Denpasar, Universitas Udayana (Unud), Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar serta keterlibatan organisasi mahasiswa Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI), Forum Persaudaraan Mahasiswa Hindu Dharma (FPMHD) Unud.
Ribuan warga Bali berbaur dalam Gita Yoga
Minggu, 16 Desember 2018 11:03 WIB
Gita Yoga merupakan sarana introspeksi dan evaluasi diri untuk membersihkan jiwa dari segala perilaku yang tidak baik, pikiran yang tidak jernih, dan perkataan yang tidak baik. Pikiran dipusatkan pada jalan Tuhan dengan cara mawas diri mencari keten