Kuta (Antaranews Bali) - Kepala Badan Siber dan Sandi Negara, Djoko Setiadi mengatakan pertemuan CodeBali 2018 di Legian, Bali, 9-12 Oktober 2018, bertujuan untuk mempersatukan kemampuan para pakar dan anak muda dari negara-negara Asia, guna menangkal serangan "cyber" yang sangat masif.
"Kegiatan ini penting dilakukan, mengingat kejahatan `cyber` tidak hanya terjadi di Indonesia, namun juga menjadi ancaman bangsa di dunia yang juga mengalaminya," ujarnya setelah menjadi pembicara dalam Konferensi CodeBali 2018 di Kuta, Bali, Rabu.
Pihaknya mendukung terselenggaranya Konferensi Internasional Keamanan "cyber" itu guna menumbuhkan dan meningkatkan kesadaran pentingnya semua pihak tentang keamanan "cyber" dalam menghadapi berkembangnya ancaman yang menyasar infrastrukur internet.
Ia mengharapkan, pertemuan ini dapat menjadi sarana berbagi informasi dan isu keamanan "cyber" kepada pemangku kepentingan, serta menumbuhkan dan meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa pentingnya keamanan "cyber" sangat penting untuk mencegah ancaman pada infrastruktur internet dan teknologi komunikasi informasi lainnya.
"CodeBali merupakan rangkaian kegiatan simulasi `ethical hacking`, keamanan jaringan komputer, penanganan insiden dan kejahatan siber, sehingga kegiatan ini diisi dengan diskusi berbagi informasi, pelatihan, dan pameran terkait keamanan `cyber` di Bali," katanya.
Mengingat kemajuan teknologi yang begitu pesat dengan adanya era "internet of thing" (IoT), atau manfaat konektivitas interner yang tersambung secara terus menerus ini diharapkan dapat menghadirkan berbagai hal positif kepada anak-anak dunia.
Keberadaan IoT ini, kata Djoko, sangat penting dalam mendukung pembangunan infrastruktur informasi kritikal nasional dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.
"Kerentanan teknologi informasi juga harus diperhatikan, mengingat besarnya risiko serangan `cyber` yang bisa berdampak pada hajat hidup orang banyak dan perekonomian nasional," katanya.
Oleh karenanya, melalui pertemuan ini diharapkan terjadi kerja sama antar negara Asia untuk mencegah ancaman "cyber war" yang begitu masif.
Melalui pertemuan ini pula, BSSN mengapresiasi CodeBali (konferensi Internasional dalam bidang "cyber security") yang ingin meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya keamanan "cyber".
"Konferensi CodeBali sudah berlangsung empat kali (Tahun 2015-2018) yang menghadirkan pakar IT, perwakilan instansi pemerintah, lembaga swasta, peneliti dan mahasiswa," ujarnya.
Ia menambahkan, untuk keamanan "cyber" di Tanah Air cukup kondusif, mengingat BSSN telah menyiagakan para ahli dibidangnya yang bersiaga 24 jam untuk menangkap hal ini.
Sebagai konsolidator strategi keamanan siber Indonesia, BSSN mengajak dan merangkul seluruh pemangku kepentingan keamanan "cyber" nasional dan internasional untuk bekerja sama, bersinergi, dan berkolaborasi melalui media Codebali 2018. (WDY)
BSSN ajak negara Asia persatukan kemampuan tangkal serangan siber
Rabu, 10 Oktober 2018 12:45 WIB