Nusa Dua, Bali, (Antara) - Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menyebut total jumlah peserta Pertemuan Tahunan Dana Moneter Internasional-Bank Dunia (IMF-WB) 2018 mencapai 34.223 orang.
"Per hari ini kita sudah tutup pendaftaran," kata Luhut dalam konferensi pers persiapan Pertemuan Tahunan IMF-WB di Nusa Dua, Bali, Senin.
Jumlah tersebut mencakup 14.003 peserta yang mendaftar melalui jalur Meeting Team Secretariat (MTS) dari pihak IMF-WB secara daring dan 20.220 peserta mendaftar melalui Indonesia Planning Team yang dikelola oleh panitia nasional.
Selain perwakilan IMF dan Bank Dunia, pertemuan tahunan ini juga dihadiri oleh pengusaha dan bankir, yang disebut Luhut akan membuka banyak peluang kerja sama ekonomi.
"Pertemuan mereka kita fasilitasi, sehingga bisa terjadi banyak kesepakatan ekonomi di sini. Itu akan menguntungkan kita secara langsung maupun tidak langsung," tutur dia.
Pertemuan yang diselenggarakan pada 8-14 Oktober 2018 ini juga diyakini akan semakin menggairahkan sektor pariwisata di Bali, dan daerah sekitarnya seperti Banyuwangi dan Labuan Bajo.
Untuk menyambut Pertemuan Tahunan IMF-WB, pemerintah Indonesia sebagai tuan rumah telah mengembangkan fasilitas pariwisata antara lain perpanjangan apron Bandara Ngurah Rai di Bali, serta perluasan Bandara Banyuwangi.
Perbaikan tersebut meningkatkan jumlah kunjungan turis dan tingkat hunian hotel di Bali dari 60 persen menjadi 70-80 persen.
"Kita membuat untung Republik ini dengan memperbaiki pariwisata, pada situasi trade war sekarang ini justru pariwisata yang bisa membantu ekonomi kita," kata Luhut selaku Ketua Panitia Nasional IMF-WB 2018.
Sebelumnya, Luhut menyatakan bahwa jumlah peserta Pertemuan Tahunan IMF-WB melebihi ekspektasi semula yakni 19.000 orang.
Melihat jumlah peserta yang fantastis, ini menunjukkan bahwa misi pemerintah Indonesia bukanlah sekadar menjadi tuan rumah yang baik, tetapi lebih dari itu, Pertemuan Tahunan IMF-WB juga ajang membuktikan bahwa pemerintah Indonesia mampu mengelola negara dengan baik di tengah kondisi ekonomi global yang tidak menentu.
“Saya tidak mau main-main. Saya ingin bahwa ini bukan hanya soal penyelenggaraan, tapi menunjukkan kepada dunia kalau Indonesia bisa mengatur dengan baik dalam keadaan ekonomi dunia situasi begini," ujar Luhut. (WDY)