Denpasar (Antaranews Bali) - Ombudsman Republik Indonesia Perwakilan Bali mengharapkan kebijakan meliburkan siswa pada sekolah di Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, dilakukan terbatas pada satuan pendidikan yang jaraknya sangat dekat dengan lokasi pertemuan IMF-World Bank.
"Kalau lokasi sekolah sangat dekat sekali, kami bisa mengerti dan memahami sehingga kegiatan pertemuan IMF-WB tidak terganggu. Tetapi pada sekolah-sekolah yang letaknya lebih dari tiga kilometer dari lokasi IMF, saya kira tidak perlu diliburkan," kata Kepala ORI Perwakilan Bali Umar Ibnu Alkhatab, di Denpasar, Minggu.
Menurut Umar, pada sejumlah sekolah yang radiusnya jauh dari lokasi pertemuan, tentu tidak akan berdampak mengganggu aktivitas pertemuan, apalagi sudah ada pengawasan dan monitoring dari aparat terkait. Selain itu, Umar mengharapkan agar pihak sekolah tetap memberikan tugas kepada siswa selama mereka diliburkan pada 8-12 Oktober.
"Tugasnya bisa diberikan dalam bentuk tugas kelompok dan individu yang harus dilaporkan ketika siswa masuk sekolah. Misalnya secara individual, guru dapat memberikan tugas kepada siswa membaca buku untuk judul tertentu, dan setelah masuk dilaporkan apa yang dibaca, demikian juga siswa dapat diberikan bentuk-bentuk tugas kelompok," ujarnya.
Dengan demikian, lanjut Umar, anak-anak tidak libur sama sekali saat pertemuan IMF. Namun, siswa-siswi tetap bisa melaksanakan tugas-tugas belajar, meskipun tidak masuk kelas.
Sebelumnya Pemerintah Kabupaten Badung menyatakan meliburkan sejumlah sekolah di kawasan Kecamatan Kuta Selatan, saat pelaksanaan pertemuan IMF-WB, 8-12 Oktober.
"Kami meliburkan seluruh sekolah di wilayah Kuta Selatan karena untuk mengantisipasi aktivitas delegasi yang menyebar di wilayah Kuta Selatan," kata Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Badung Ketut Widia Astika. (ed)
Ombudsman Bali harapkan sekolah libur saat IMF dilakukan terbatas
Minggu, 7 Oktober 2018 15:00 WIB