Kuta (Antaranews Bali) - PT Angkasa Pura I Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, menyebutkan delegasi pertemuan tahunan Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia mulai tiba di Pulau Dewata, Jumat.
"Pelaksanaan pertemuan itu sudah semakin di depan mata, kami akan memberikan pelayanan terbaik kepada semua delegasi," kata General Manager Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Yanus Suprayogi di bandara setempat kawasan Kuta, Kabupaten Badung.
Menurut dia, untuk pelayanan imigrasi, sudah disiapkan jalur khusus sebanyak tujuh loket pelayanan imigrasi di terminal kedatangan internasional termasuk satu khusus untuk delegasi VIP dan VVIP untuk memudahkan mereka saat melalui pemeriksaan dokumen imigrasi.
Loket khusus itu untuk memudahkan dan memperlancar arus pemeriksaan dokumen di loket imigrasi untuk mengantisipasi kepadatan khususnya saat jam puncak kedatangan antara delegasi dan non-delegasi.
Direktur Jenderal Imigrasi Ronny F Sompie sebelumnya menjelaskan selain jalur khusus, dari 420 petugas Imigrasi yang ada di bandara itu, 120 di antaranya dikerahkan untuk pelayanan jalur khusus delegasi IMF dan Bank Dunia.
Setelah delegasi tiba dan menyelesaikan pemeriksaan dokumen dan bagasi, maka mereka akan diarahkan ke loket informasi khusus pertemuan IMF dan Bank Dunia untuk kemudian diarahkan menuju "shuttle bus".
Informasi dari "IMF connect", bus tersebut akan beroperasi setiap 30 menit selama 24 jam mulai 5-15 Oktober 2018.
Para delegasi harus menunjukkan surat konfirmasi registrasi dan tanda pengenal berupa identitas diri saat hendak menumpang bus khusus menuju hotel-hotel yang sudah terkoneksi dengan bus khusus tersebut.
Sementara itu panitia setempat mulai Jumat (5/10) juga mulai membuka pengambilan tanda pengenal khusus selama pertemuan tahunan IMF dan Bank Dunia di Hotel Nusa Dua Beach, yang berseberangan dengan gedung BNDCC, gedung utama pertemuan itu.
Pengambilan kartu pengenal tersebut dapat dilakukan mulai pukul 08.00 hingga 17.30 Wita.
Saat ini sebagian besar kartu tanda pengenal sudah diambil oleh tenaga sukarelawan, pengamat dan beberapa media. (WDY).