Gianyar (Antaranews Bali) - Penerbangan Indonesia-China akan makin meningkat seiring dengan makin banyaknya kunjungan turis negeri Tirai Bambu ke Indonesia, bahkan menduduki nomor satu menggeser turis asal Singapura dan Malaysia.
"Mulai Oktober 2018, Citilink akan buka rute penerbangan tiga kota di China yakni ke Kunming, Nanjing dan Xianmen. Dengan rute baru itu pasti akan menambah kunjungan turis China ke Indonesia," kata Vincent Jemadu, Direktur Promosi Great China, Kementerian Pariwisata, di Gianyar, Jumat.
Hal itu terkait dengan keinginan Presiden Jokowi agar turis China ke Indonesia bisa mencapai antara 5 juta hingga 10 juta pada tahun 2020.
Turis asal negeri Tirai Bambu itu sudah meungguli turis Singapura dan Malaysia. "Turis China sekarang nomor satu terbanyak selama dua tahun berturut-turut 2016 dan 2017 menggeser Singapura dan Malaysia, yang biasanya menduduki nomor satu," tambah Vincent.
Selama ini, Indonesia sudah membuka rute penerbangan dari 33 kota di China untuk penerbangan sewa ke Indonesia yang dapat dinikmati oleh maskapai Garuda Indonesia, Citilink, Lion Air dan Sriwijaya.
Sementara China Southern Airlines mulai Oktober 2018 ini akan melayani penerbangan ke Bali menjadi dua kali lipat. "Dari tujuh kali menjadi 14 kali per minggu," ungkap dia.
Oleh karena itu, pemerintah daerah dan kalangan industri wisata di Indonesia harus menyiapkan sumber daya manusia, terutama pemandu wisata berbahasa China. Selama ini, menurut dia, kesediaan pemandu wisata berbahasa China terkonsentrasi di Bali.
Sedangkan arus turis China ke Indonesia datang ke Bali, Jakarta, Bangka Belitung dan Kepulauan Riau. Selain itu, Manado kini juga sedang ramai menjadi tujuan wisata turis China.
Selain itu, kendala bagi turis China di Indonesia adalah petunjuk berbahasa China. "Dinas pariwisata daerah dan pengelola pariwisata harus sudah memperbanyak petunjuk berbahasa China. Destinasi wisata harus ramah terhadap turis China," tambah Direktur Promosi Great China.
Apalagi turis China yang wisata ke Indonesia kini menghabiskan rata-rata 1.000 dolar AS, dan menghabiskan liburannya rata-rata lima hari.
Turis China ke Indonesia sudah jauh berubah segmennya. Dulu mereka menghabiskan uang saat wisata ke Indonesia sekitar 700-800 dolar AS, tapi kini mereka menghabiskan uangnya rata-rata 1.000 dolar AS. (WDY)