Shanghai (Antara Bali) - Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan
penerbangan langsung Indonesia ke China masih sedikit dibandingkan
dengan penerbangan langsung China ke negara-negara lain.
"Penerbangan
langsung kita yang melayani jalur China-Indonesia, hanya 38 persen.
Sangat minim," kata Arief Yahya kepada Antara Minggu dalam kunjungan
kerjanya di Shanghai pada 26-28 Agustus 2016.
Arief menuturkan
penerbangan langsung ke China itu jauh lebih sedikit dibandingkan
Singapura yang mencapai 86 persen, Thailand (81) dan Malaysia yang
mencapai 78 persen.
"Padahal Indonesia menargetkan jumlah
kunjungan wisatawan China sebanyak 2,1 juta orang. Bagaimana bisa
maksimal, jika penerbangan langsung masih minim," ujar Arief.
Untuk
itu Arief mengundang maskapai Indonesia dan China menambah penerbangan
langsung dari China ke Indonesia, termasuk untuk kota-kota seperti
Yogyakarta, Medan dan Manado.
"Saya akan membantu berkoordinasi
dengan Kementerian Perhubungan terkait hal tersebut. Namun, saya
beritahukan juga untuk penerbangan Jakarta dan Bali, sudah sulit untuk
mendapatkan slot time, tapi untuk kota-kota lain masih memungkinkan,
antara lain Manado yang akan menjadi bandara penghubung di Indonesia
Timur bagi wisatawan China," kata Arief.
Wakil Presiden Garuda
Indonesia wilayah China I Wayan Subagia mengatakan Garuda Indonesia
telah membuka jalur penerbangan langsung dari tiga kota utama di China,
yakni Beijing-Jakarta, Shanghai-Jakarta, dan Guangzhou-Jakarta.
"Selain
itu kami juga membuka penerbangan tak berjadwal (charter flight) dari
beberapa kota di Tiongkok ke Indonesia. Total untuk penerbangan
langsung, kami telah menyiapkan 27 penerbangan setiap pekan. Tentu
kapasitas ini belum memadai maksimal untuk melayani turis serta para
investor China yang ingin berlibur atau berbisnis di Indonesia," sambung
Subagia.
Subagia melanjutkan, selain Garuda Indonesia ada
beberapa maskapai China yang telah membuka penerbangan langsung ke
Indonesia seperti China Eastern, China Southern, Xiamen Airlines
sedangkan maskapai Indonesia meliputi Citilink, Lion Air, dan Sriwijaya
Air.
"Jika dijumlahkan, sesungguhnya sudah memadai kapasitasnya,
bagi turis dan investor China untuk datang ke Indonesia," kata Subagia
lagi.
Garuda Indonesia, lanjut Subagia, bahkan akan membuka jalur
penerbangan Guangzhou-Medan, Guangzhou-Manado dan penjajakan untuk rute
Guangzhou-Surabaya.
"Diharapkan beragam upaya tersebut dapat
meningkatkan kapasitas penerbangan langsung China-Indonesia sehingga
target kunjungan wisatawan China ke Indonesia akan dapat dicapai, bahkan
dapat melampaui target," katanya.
Selama kunjungan ke Shanghai,
Arief mempromosikan peluang investasi pariwisata khususnya, di 10
destinasi prioritas dalam forum bisnis dengan para pelaku industri
pariwisata dan pelaku industri lainnya di Shanghai.
Promosi juga
dilakukan pada malam resepsi memperingati HUT ke-71 Republik Indonesia
yang diselenggarakan Kedutaan Besar RI di Beijing, Konsulat Jenderal RI
di Shanghai, bekerja sama dengan Garuda Indonesia, Indonesia Chamber of
Commerce in China (INACHAM), dan seluruh komponen masyarakat Indonesia
di Shanghai. (WDY)
Pemerintah Akui Masih Sedikit Penerbangan Langsung ke China
Minggu, 28 Agustus 2016 12:05 WIB