Denpasar (Antaranews Bali) - Universitas Hindu Indonesia (Unhi) Denpasar akan melibatkan ribuan seniman dalam ajang festival "Utsawa Bali Sani" (UBS) ke-9 pada 21-27 September 2018.
"Festival Utsawa Bali Sani ini merupakan salah satu wujud nyata Unhi untuk berperan serta dalam melestarikan budaya, memberikan wadah kepada seniman-seniman di Bali, dan sekaligus memberikan wadah kepada adik-adik yang menggeluti program studi seni," kata Ketua Panitia UBS Dr Ir I Wayan Muka ST, MT, di Denpasar, Kamis.
UBS tahun ini bertajuk "Prtivi Mandalaning Bhuwana" yang mengandung konsep bahwa bumi bagian dari sumber kehidupan. "Dari sanalah kita mulai, dari sanalah kita lahir, setelah lahir harus mewujudkan dengan seni dan budaya," ucap Muka disela-sela acara gladi untuk Pawai Pembukaan UBS 2018 itu.
Pawai Pembukaan UBS yang ke-9 akan dilangsungkan di depan Gedung Jaya Sabha, Denpasar, mulai pukul 14.00 Wita, sedangkan untuk perlombaan dan pementasan seni di Kampus Unhi Denpasar, di Jalan Sangalangit, Tembau, Denpasar.
Menurut Muka, pengisi acara dari UNHI untuk pembukaan mencapai sekitar 1.000 orang, belum ditambah dari sejumlah komunitas seni, sekolah dan kampus lainnya, dan mahasiswa baru yang juga dilibatkan, sehingga jika ditotal dengan seniman yang akan pentas dan peserta lomba selama sepekan UBS, Muka memperkirakan akan melibatkan hingga 3.000 orang.
"Utsawa Bali Sani ini juga sebagai dukungan dan pengabdian kami terhadap masyarakat dan program Pemprov Bali untuk melestarikan seni dan budaya. Sekaligus mendukung program Gubernur dan Wagub Bali yang baru dilantik yakni Nangun Sat Kertih Loka Bali, khususnya soal pelestarian budaya," ucapnya yang juga Wakil Rektor III Unhi Denpasar itu.
Dalam sepekan, pelaksanaan UBS akan diisi dengan pementasan Kesenian Joged Nawa Sandi dan kumpulan lawak muda, parade gong kebyar anak-anak, parade gong kebyar dewasa, live demo Seni Ukur Styrofoam, dan Calonarang berjudul Katundung Ratnamanggali.
Sedangkan untuk lomba di antaranya lomba lukis pewayangan, lomba gender wayang, lomba jauk manis dan kendang pengiring, lomba lagu pop Bali, serta lomba bapang barong dan kendang pengiring remaja. Kesemua lomba itu untuk siswa SMA/SMK sederajat se-Bali.
"Jadi dalam delapan terakhir ini kami tiap tahun menggelar kegiatan seni dan budaya yang tidak hanya melibatkan kalangan kampus, tetapi juga berbagai elemen masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dan berbagai sekaa atau sanggar seni, seniman, dan masyarakat umum," ucapnya.
Untuk mahasiswa UNHI Denpasar yang terlibat dalam UBS, tidak sedikit merupakan merupakan seniman ulung di Bali, meskipun masih berusia muda. Demikian juga para dosen sekaligus mereka seniman mumpuni hingga tingkat nasional, ada yang juara kendang tingkat nasional, ada juara tari tingkat nasional, dan sebagainya.
Di samping dimeriahkan dengan pementasan dan lomba seni, UBS pun akan diisi diskusi untuk mengevaluasi pelaksanaan UBS selama sembilan kali digelar apakah "outputnya" sudah sesuai dengan sasaran, penentuan tema dan pagelaran yang akan dipentaskan tahun 2019, serta sejumlah topik terkait seni budaya.
"Ke depan kami berharap agar UBS ini bisa dibantu anggaran dari pemerintah karena peranannya juga penting untuk pelestarian budaya. Kami sendiri untuk pelaksanaan UBS tahun ini menganggarkan biaya pelaksanaan hingga Rp500 juta, ditambah dengan sejumlah sponsor dari pihak swasta dan BUMN di Bali," ucapnya. (WDY)