Jakarta (Antaranews Bali) - Presiden Joko Widodo menyatakan keyakinannya bahwa masalah defisit transaksi berjalan dapat diselesaikan dalam waktu setahun ke depan.
"Saya kira kita bisa menyelesaikan, saya yakin dalam setahun bisa kita selesaikan," kata Presiden Jokowi dalam pertemuan dengan pengurus dan anggota Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia di Istana Merdeka Jakarta, Senin.
Kepala Negara menyebutkan problem terbesar perekonomian Indonesia saat ini masih defisit transaksi berjalan.
"Ini defisit yang lama sekali tidak diperbaiki, saya kira kita akan fokus ke sana, terutama di neraca perdagangan dan kedua di keseimbangan primer," kata mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Ia menyebutkan saat ini belum banyak yang dilakukan untuk mengatasi masalah defisit transaksi berjalan.
"Misalnya kemarin kami hitung untuk penggunaan B20 atau biodiesel, itu kalau bisa berjalan karena harga BBM naik, kita dapat 6 miliar dolar AS dan dari volume naik dapat 5 miliar dolar AS, dari satu hal ini saja kita sudah dapat 11 miliar dolar AS, hal seperti ini yang tidak pernah kita hitung secara detil," katanya.
Demikian juga dengan sektor pariwisata. Begitu ada konsentrasi ke pariwisata, nyatanya akhir 2018, kunjungan 17 juta wisman juga bisa dicapai.
"Thailand bisa 34 juta, saya kira kita bisa samai Thailand, paling tidak produk harus lebih detil, kemasan diperbaiki, ini pekerjaan kita bersama baik di Kadin daerah maupun pusat," katanya.
Menurut dia, masih banyak yang harus diperbaiki tetapi intinya pemerintah ingin tidak melulu konsentrasi pada pertumbuhan ekonomi tapi juga pada kualitas pertumbuhan ekonomi itu sendiri.
Pada awal sambutannya Presiden mengatakan bahwa ketidakpastian kondisi perekomian dunia makin besar. Kalau dulu orang takut pada perang dagang AS-China, ?sekarang tambah lagi dengan urusan Turki.
"Saya tidak tahu akan ada ketidakpastian apa lagi, saya kira perekonomian dunia semakin tidak menentu dan terakhir ketika saya ketemu Presiden Bank Dunia, Kim, saya tanya bagaimana kira kira prospek pertumbuhan ekonomi maupun perekonomian global," katanya.
Bank Dunia secara umum tidak punya saran dan sulit diprediksi. "Ya artinya menurut saya, internal kita sendiri yang harus diperbaiki," kata Presiden Jokowi.
Dalam pertemuan itu Presiden Jokowi didampingi oleh Mensesneg Pratikno. Sementara dari kalangan pengusaha yang hadir antara lain Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan P Roeslani, Garibaldi Thohir (Adaro), Anindya N Bakrie (Bakrie Group), Muki Hamami (Trakindo Utama), Martin Hartono (PT Djarum), Anthony Pradiptya (Plug and play), Axton Salim (Salim Group) dan Michael Soeryadjaya (Saratoga Investama Sedaya).
Presiden yakini defisit transaksi berjalan dapat diselesaikan
Senin, 27 Agustus 2018 19:53 WIB