Denpasar (Antaranews Bali) - PT Bank Pembangunan Daerah (BPD) Bali menggandeng jaringan anjungan tunai mandiri Prima untuk memperluas layanan digital dan elektronifikasi perbankan sehingga memberi kemudahan bagi nasabah dalam bertransaksi.
"Kami sudah menyiapkan solusi untuk memposisikan daya saing BPD Bali ke depan bisa tumbuh secara berkelanjutan," kata Pelaksana Tugas Direktur Utama Bank BPD Bali Nyoman Sudharma di Denpasar, Kamis.
Menurut Sudharma, kerja sama dengan lembaga switching atau pemrosesan data transaksi pembayaran domestik yang disediakan PT Rintis Sejahtera itu efektif terkoneksi mulai Rabu (27/6) setelah sebelumnya mendapatkan persetujuan dari Bank Indonesia.
Sebelumnya bank yang berusia 56 tahun tersebut telah menjalin kerja sama dengan lembaga switching PT Artajasa Pembayaran Elektronis sehingga kartu debit nasabah bisa digunakan di jaringan ATM Bersama.
Dengan bertambahnya layanan elektronifikasi tersebut, Ia mengharapkan BPD Bali dapat memperbesar penetrasi pasar salah satunya segmentasi generasi milenial yang saat ini menginginkan kepraktisan melalui sistem digital.
"Dengan layanan perbankan digital terasa kemajuan khususnya untuk produk tabungan yang semakin meningkat," kata Sudharma yang baru ditetapkan sebagai Direktur Bisnis Non Kredit BPD Bali itu.
Sementara itu, Direktur Operasional sekaligus merangkap Direktur Kredit Ida Bagus Gede Setia Yasa menambahkan digitalisasi layanan perbankan merupakan salah satu fokus dalam strategi bisnis.
Pihaknya menyiapkan aplikasi elektronik untuk menerima pembayaran retribusi atau "e-retribusi" dari pelaku usaha mikro kecil menengah di pasar-pasar tradisional melalui agen keuangan tanpa kantor atau laku pandai. "Jadi tidak perlu jauh-jauh datang ke kantor BPD Bali. Pembayaran listrik atau retribusi pasar cukup di agen," katanya.
Dengan demikian, terobosan layanan perbankan tersebut ditargetkan mampu mendongkrak kinerja sesuai dengan proyeksi dalam rencana bisnis bank.
Kinerja tersebut di antaranya pertumbuhan realisasi kredit hingga sembilan persen dan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) yang diproyeksikan tumbuh mencapai 10 persen jika dibandingkan capaian tahun 2017.
Tahun lalu, BPD Bali mencatat DPK mencapai Rp17,4 triliun dan realisasi kredit mencapai Rp16,2 triliun. (ed)