Denpasar (Antaranews Bali) - Mahasiswa program Pascasarjana Institut Seni Indonesia Denpasar Ketut Putrayasa mengangkat metafora wanita Bali di era modern dalam sejumlah karya seni patung yang menggambarkan keindahan fisik kaum hawa dan perjuangan kesetaraan gender.
"Pemilihan sosok perempuan, bagi saya ini menarik. Secara fisik, karya saya cenderung mengungkapkan keindahan tubuh (gesture) wanita, dan juga permasalahan sosialnya seperti diskriminasi gender, budaya dan politik di era modernitas," katanya disela-sela pameran tugas akhir penciptaan seni di Denpasar, Rabu.
Selain itu, lanjut dia, wanita Bali dikenal sebagai sosok yang eksotik, bahkan beberapa penulis Barat menyebut wanita Bali dalam beraktivitas memiliki eksotisme menakjubkan.
"Bagaimana dengan wanita kekinian dengan pergulatan dan permasalahan yang dihadapi kaum perempuan, kami metaforakan dalam karya ini," ungkap peraih award karya terbaik Tahun Akademik 2014 itu.
Dalam pameran yang bertajuk "Gesture, Metafora Wanita Bali pada Era Modern" tersebut, ada enam karya yang dirancang dan dipamerkan, yakni masing-masing berjudul Wanita Tangguh (media Plat Galvanis), serta Seksi dan Energik (media Kawat Galvanis).
Selain itu, Duduk di Atas Dunia Global (media Plat Galvanis dan Aluminium), Melayang Menerobos Dunia Modern (media Plat Galvanis), Perisai Diri (media Plat Galvanis) dan Wanita dan Pohon Kehidupan (media Kabel Listrik).
Di sela-sela pameran dan ujian tertutup tersebut, Putrayasa juga mengungkapkan kekhasan karyanya ada dalam teknik berlapis, plat yang ditumpuk dan menitikberatkan cara perakitan.
"Teknik kami mengombinasikan aluminium dan besi di las, padahal kedua bahan memiliki karakter berbeda sangat susah di las. Selain itu, karya saya menggunakan teknik berlapis yaitu plat ditumpuk-tumpuk," kata Putrayasa yang mengaku puas dengan capaian A plus itu.
Pameran dibuka langsung oleh Rektor ISI Denpasar Prof Dr I Gede Arya Sugiartha di Gedung Citta Kelangen lantai dasar, dengan dihadiri Ketua Prodi Pascasarjana ISI Dr I Ketut Sariada SST MSi, dosen pembimbing I Prof Dr I Made Gede Arimbawa dan Pembimbing II Dr Nyoman Suardika.
Rektor ISI Denpasar Prof Dr I Gede Arya Sugiartha mengapresiasi karya mahasiswa Pascasarjana dengan menampilkan patung berbahan metal, plat, galvanis dan kabel.
"Saya kira ini karya menggugah, tentunya sangat positif untuk menginspirasi yang lainya, sangat khas ," ucap Prof Arya seraya dalam kesempatan tersebut menawari Putrayasa membuat ikon patung Siwanataraja di Kampus ISI dengan bahan yang sama.
Sementara itu, selaku pembimbing I Prof Arimbawa menyatakan karya tugas akhir Ketut Putrayasa memiliki keunikan dan kematangan.
"Kelebihanya ada teknik pembaharuan, tentu prosesnya cukup panjang, mengambil metafora wanita Bali, dia lakukan eksplorasi, dan selanjutnya membentuk wujud karya lewat proses eksperimen," ujarnya.
Mengenai penilaian karya Putrayasa, Prof Arimbawa memberi apresiasi dan bahkan pihaknya menyebut setelah melakukan tahapan ujian, mulai proposal, pameran hingga ujian tertutup, hasilnya bagus. "Sudah kami nilai dengan kategori A," ujarnya.(lhs)
Putrayasa angkat metafora wanita Bali di era modern
Kamis, 24 Mei 2018 14:58 WIB
Selain itu, wanita Bali dikenal sebagai sosok yang eksotik, bahkan beberapa penulis Barat menyebut wanita Bali dalam beraktivitas memiliki eksotisme menakjubkan