Denpasar (Antaranews Bali) - Otoritas Jasa Keuangan mendorong optimalisasi penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) di Bali yang mencapai Rp3,8 triliun selama triwulan pertama 2018 dari plafon tahun ini sebesar Rp5,4 triliun.
Kepala OJK Regional Bali dan Nusa Tenggara Hizbullah di Denpasar, Rabu, mengharapkan agar semua pelaku usaha kecil menengah yang memiliki potensi dapat menjangkau skema pinjaman dengan bunga rendah itu sehingga usaha mereka bisa lebih berkembang.
Hizbullah menyebutkan sebagian besar realisasi KUR tersebut diserap sektor produktif dengan serapan paling besar, yakni sektor perdagangan mencapai 62,6 persen, sektor pertanian sebesar 17 persen, dan sektor industri pengolahan mencapai 7,1 persen.
Terkait dengan kredit bermasalah KUR di Bali, lanjut dia, selama triwulan pertama tahun ini masih tergolong kecil, mencapai 0,62 persen.
Sektor penyumbang kredit bermasalah atau "nonperforming loan" atau NPL yakni sektor transportasi, pergudangan dan komunikasi mencapai 3,11 persen serta sektor real estat dan usaha persewaan mencapai 1,68 persen.
Pemerintah telah menetapkan besaran bunga KUR turun dari 9 persen menjadi 7 persen per tahun.
Kesempatan itu diharapkan lebih banyak UKM di Tanah Air yang memanfaatkan skema pembiayaan tersebut sehingga mempermudah akses permodalan.
Sementara itu, realisasi kredit perbankan secara umum di Bali pada bulan Maret 2018 sebesar Rp83 triliun atau tumbuh 5,3 persen dari data periode sama tahun sebelumnya.
Sebagian besar kucuran dana itu, lanjut dia, diserap sektor produktif sebesar 61,4 persen, yakni untuk modal kerja dan investasi dengan segmentasi debitur bergerak di sektor ekonomi bukan lapangan usaha, perdagangan besar dan eceran, serta pariwisata. (WDY)