Denpasar (Antaranews Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika meminta para pejabat di lingkungan pemprov setempat dapat cepat dalam merespons perubahan yang terjadi agar jangan sampai tergilas dengan perubahan.
"Kita harus bisa merespons cepat perubahan itu. Kita juga harus tahu apa itu perubahan, apa saja yang berubah, kemana berubahnya, bagaimana kok bisa terjadi perubahan, untuk apa itu perubahan dan bagaimana posisi kita dalam perubahan ini," katanya saat membuka Diklatpim Tingkat II Angkatan XII Tahun 2018, di Denpasar, Rabu.
Oleh karena itu, dia berharap Diklatpim tersebut akan mendorong pemahaman para top manager untuk mampu melakukan kajian kritis dan komprehensif terhadap masalah pembangunan melalui metode dan teknik analisis yang tepat dan efektif sehingga dapat memberikan solusi sebagai pertimbangan pengambilan keputusan bagi kepala daerah.
"Seorang pemimpin harus responsif sekaligus mampu mengantisipasi dan mengelola perubahan tersebut. Pemimpin bukan manusia biasa. Seorang pemimpin harus memiliki berbagai kelebihan daripada yang dipimpinnya," ucapnya.
Menurut Pastika, pemimpin harus lebih pintar, lebih berani, lebih berwibawa, lebih kaya dan berbagai kelebihan lainnya. "Untuk itulah saudara-saudara dan seluruh PNS harus terus belajar dan belajar," ujarnya.
Apalagi, kata dia, dinamika global bergerak cepat yang bercirikan 3S (speed, surprise, suddenshift). Nilai-nilai global bersifat sangat kompleks dan organisasi birokrasi harus responsif, karena hanya mereka yang responsif yang bisa bertahan.
Dia mengharapkan kepada seluruh peserta diklat dapat memanfaatkan kesempatan tersebut sebaik-baiknya demi peningkatan kapabilitas dan kompetensi khususnya dalam menjalankan tugas jabatan struktural eselon II.
Pastika mengingatkan bahwa para peserta diklat adalah pejabat dan calon pejabat tingkat strategis yang di samping sebagai pemimpin adalah juga sebagai manajer.
"Sebagai manajer tingkat strategis para peserta harus mampu mengelola perubahan. Kemampuan mengelola perubahan, harus diikuti dengan kemampuan berinovasi, keberanian mengambil resiko dalam setiap keputusan, serta mampu memprediksi perubahan yang akan terjadi," katanya.
Hal senada juga disampaikan oleh Kepala Lembara Administrasi Negara Republik Indonesia yang diwakili Deputi Bidang Inovasi Adminiatrasi Negara Tri Widodo yang mengataka jika para peserta diklat merupakan orang-orang pilihan yang akan membawa perubahan bagi bangsa ini ke arah yang lebih baik.
Untuk itu, peserta diklat diharapkan dapat mengikuti pendidikan degan sungguh-sungguh sehingga tidak hanya sekadar sebagai tuntutan pemenuhan persyaratan jabatan semata.
Sementara Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Ida Bagus Sedhawa mengatakan secara keseluruhan pelatihan kepemimpinan tingkat II angkatan XII nasional tahun 2018 ini diikuti oleh 60 orang peserta.
Untuk pelaksanaannya dimulai dari 16 Mei-28 September 2018 atau berlangsung selama 95 hari kerja. (WDY)