Nusa Dua (Antaranews Bali) - PT Garuda Maintenance Facility (GMF) Aero Asia Tbk menyepakati kerja sama perawatan maskapai penerbangan Ethiopian Airlines dari Ethiopia yang diharapkan membuka lebih luas penetrasi pasar di Afrika.
"Kami sepakat bekerja sama meningkatkan kemampuan dan kapasitas bersama mengambil pasar potensial tidak hanya di Indonesia tetapi juga di Afrika," kata Direktur Utama GMF Iwan Joeniarto di Nusa Dua, Bali, Rabu.
Penandatanganan nota kerja sama itu dilakukan bersama dengan Pemimpin Grup Ethiopian Airlines Tewolde Gebremariam di sela-sela Forum Indonesia Afrika (IAF) 2018 di Bali.
Peluang bisnis yang besar membuat pihaknya optimistis dengan kerja sama perawatan, perbaikan dan pemeriksaan pesawat (MRO) dengan maskapai penerbangan yang bermarkas di Addis Ababa, ibukota Ethiopia.
Kerja sama itu, kata dia, di antaranya meliputi MRO untuk pelayanan teknis seperti mesin, komponen dalam jangka waktu tiga tahun sebagai tahap awal kerja sama.
Nantinya, ucap dia, kerja sama juga akan masuk untuk MRO perawatan berat dan pengembangan kapabilitas yang sedang digodok.
GMF juga akan masuk di pasar Afrika melalui Ethiopia dengan memanfaatkan fasilitas besar yang dimiliki negara yang berada di timur benua tersebut.
Menurut Iwan, Ethiopia memiliki fasilitas besar namun tingkat pemanfaatannya masih belum tergarap signifikan.
"Itu yang membuat nilai tambah karena kami memanfaatkan fasilitas yang sudah ada, untuk mengambil pasar di Afrika," ucap Iwan.
Sementara itu petinggi Ethiopian Airlines Tewolde Gebremariam mengatakan GMF merupakan salah satu perusahaan MRO terbesar di Asia yang membuat pihaknya tertarik menjalin kerja sama.
Meski saat ini Ethiopian Airlines belum memiliki jadwal terbang langsung ke Indonesia, pesawat-pesawat dari maskapai itu sudah melayani rute di Malaysia, Thailand, Filipina, Singapura, Hong Kong, China dan India namun Indonesia terpilih untuk tempat perawatan armadanya.
"Kami bisa menggunakan teknologi Indonesia untuk pembangunan di Afrika dan teknologi itu cocok seperti yang kami lakukan," katanya.
Pihaknya juga menyambut baik sinergi yang akan dilakukan GMF untuk memasuki pasar MRO lebih luas di Afrika melalui Ethiopia mengingat negara itu, kata dia, menjadi pusat penerbangan sekaligus ibukota "de facto" Uni Afrika yang berkedudukan di Addis Ababa.
"Mereka bisa memanfaatkan fasilitas kami, sumber daya dan jaringan. Bersama kami akan bekerja sama dalam ekspansi pelayanan di Afrika dan mengeksplorasi fasilitas dalam pertukaran bisnis," katanya.
Kerja sama MRO dengan Ethiopia merupakan kesepakatan kedua yang ditandatangani dalam IAF pertama kali digelar Indonesia setelah pada hari pertama GMF juga melakukan kesepakatan dengan Max Air, maskapai dari Nigeria.
Potensi nilai bisnis yang bisa diraih atas kedua kerja sama itu ditaksir mencapai sekitar 3,17 juta dolar AS atau Rp42,7 miliar. (WDY)