Jakarta (Antaranews Bali) - Presiden Joko Widodo menilai revolusi industri akan melahirkan jauh lebih banyak lapangan kerja baru daripada jumlah lapangan kerja yang hilang.
"Saya percaya bahwa revolusi industri akan melahirkan jauh lebih banyak lapangan kerja baru daripada jumlah lapangan kerja yang tadi disampaikan akan justru berpotensi hilang," kata Presiden saat pidato pembukaan Industrial Summit 2018 dan peluncuran "Making Indonesia 4.0" di Jakarta, Rabu.
Jokowi yakin revolusi industri 4.0 adalah peluang besar kalau dipersiapkan, direncanakan dan diantisipasi dengan baik. "Apakah revolusi industri 4.0 sebuah ancaman? Menurut saya jawabannya anatara ya dan tidak. Bisa ya bisa tidak, tergantung kita," kata Jokowi.
Dia menyebut dampak revolusi industri 4.0 adalah 3.000 kali lipat dibandingkan dampak revolusi industri pertama sekitar 200 tahun lalu.
Jokowi lalu menunjuk riset Global Institute yang menyebutkan revolusi industri menghilangkan 800 juta lapangan kerja di seluruh dunia dari saat ini hingga 2030 karena diambil alih robot dan mesin dalam 12 tahun ke depan.
"Nah kalau yang ini, saya enggak percaya kalau yang pesimis-pesemis ini," kata Presiden.
Jokowi berharap perubahan-perubahan dalam revolusi industri 4.0 harus dimengerti, dipahami dan diantisipasi agar bisa memberi peluang besar.
Presiden lalu memuji Kementerian Perindustrian yang dengan sangat serius mempersiapkan peta jalan implementasi industri 4.0 di Indonesia yang akan lebih dikenal dengan Making Indonesia 4.0.
"Program ini sangat cepat, karena dua hal yang dapat diartikan membuat, membangun atau mewujudkan sesuatu. Hal ini diartikan sebagai membangun kembali Perindustrian kita," harap Presiden.
Kedua, katanya, kombinasi "making" dengan Indonesia berarti mewujudkan pembangunan Indonesia ke era baru, yaitu aspirasi besar untuk revitalisasi industri Indonesia secara menyeluruh.
"Harapannya dengan implementasi industri 4.0, Indonesia dapat mencapai 'top ten' ekonomi global pada tahun 2030," tutup Jokowi. (WDY)