Negara (Antara Bali) - Tim kurator dan kreditur PT Bali Consultan Life Insurance menyegel rumah Komisaris Balicon, Made Parisadnyana di Banjar Munduk Anggrek, Desa Yehembang Kauh, Kecamatan Mendoyo, Sabtu.
Selain itu, tim juga mengecek keberadaan barang-barang berharga di vila Paris yang berada wilayah sama tapi harus kecewa karena banyak barang yang raib.
Barang seperti lampu taman, televisi, pompa air dan lain-lainnya sudah hilang dari vila tersebut dan tidak diketahui siapa yang mengambilnya.
Tapi, tim kurator mendapatkan keteranga, barang-barang itu hilang bersamaan dengan kepergian Ketut Ari Suwantari, 40 tahun, istri dari Parisadnyana.
Koordinator Tim Investigasi Aset Balicon, Sunandar mengatakan, pada Jumat (22/7) malam lalu pihaknya sempat datang ke villa dan membawa beberapa barang ke Denpasar untuk disita.
"Dari keterangan warga sekitar, malam hari setelah kami pergi ada keluarga Parisadnyana yang datang dan mengambil barang dengan menggunakan mobil pick up," katanya.
Sunandar juga kaget dengan kepergiaan Suwantari, karena keterangannya sangat dibutuhkan oleh kurator untuk melacak aset-aset Balicon dan harta Parisadnyana.
"Sebelumnya ia sudah menandatangani surat pernyataan yang isinya mengetahui di mana saja harta Paris disimpan dan siap memberikan keterangan kepada kurator," ujar Sunandar.
Di kalangan kreditur juga beredar kabar jika di dalam vila terdapat bunker untuk menyimpan uang.
Seperti biasanya, tim kurator beserta kreditur meminta informasi kepada warga sekitar tentang kepergian Suwantari dan mendapatkan penjelasan jika yang bersangkutan pergi Sabtu (23/7) pagi.
Menurut, Wayan Tarma, salah satu tetangga Paris kepada tim kurator, Suwantari dijemput dua orang oknum polisi berpakaian dinas dan naik mobil patroli.
Dari pengecekan yang dilakukan kurator, dua orang oknum polisi itu bertugas di Polres Jembrana.
Kecewa tidak mendapati barang-barang di vila itu, akhirnya kurator dan kreditur menyegel rumah yang ditempati Ketut Edi Asnyana, (40), adik dari bos Balicon tersebut.
Penyegelan dilakukan setelah kurator mendapatkan bukti kalau rumah itu dibeli oleh Paris.
Awalnya, Asyana sempat keberatan jika rumah yang ditempatinya disegel dengan alasan ia yang membelinya dari salah seorang warga setempat.
Namun setelah ditunjukkan bukti-bukti, akhirnya ia mengaku rumah yang cukup mewah tersebut memang milik Parisadnyana.
Marsaulina Manurung, salah satu kurator mengaku kecewa dengan menghilangnya istri Parisadnyana termasuk penjemputan yang dilakukan oknum polisi.
Karena itu Sabtu malam, ia langsung mendatangi Polres Jembrana untuk melakukan klarifikasi dan memperoleh informasi terkait oknum tersebut.
Ia menegaskan, pihaknya akan melaporkan tindakan oknum ini kepada Propam Polda Bali.(*)