Kuta (Antaranews Bali) - Pemerhati lingkungan di Bali, mengajak seluruh komponen masyarakat dan wisatawan mancanegara yang ada di Pulau Dewata ikut berpartisipasi memerangi sampah plastik yang ada di pesisir pantai, guna menciptakan keindahan dan panorama alam yang tetap asri.
"Saya sering berjalan-jalan di pesisir pantai masih melihat adanya sampah berupa kantong plastik, cup platis, sedotan makanan dan starefom yang barang satu kali pakai ini harus dihentikan agar tidak jadi bermasalah di kemudian hari," ujar Suzy Hutomo selaku Aktivis Lingkungan Founder Sustainablesuzy.com saat ditemui di Pantai Legian, Kuta, Sabtu.
Dalam acara kampanye Satu Pulau Satu Suara untuk menghentikan pencemaran sampah plastik di laut juga menggelar aksi bersih-bersih Pantai Legian itu, juga sebagai upaya mewujudkan Indonesia terbebas dari sampah plastik Tahun 2025.
Ia mendorong, sampah yang dibawa pengunjung ke pantai agar dipilah dengan membuang ditempat sampah yang telah disiapkan, guna memudahkan petugas mengolah dan sampah yang bisa di daur ulang dapat diserahkan kepada produsen untuk dibuat menjadi barang yang berguna.
"Kami juga sudah membentuk wadah ini bagaimana memikirkan plastik kemasan ini dapat dikumpulkan kembali dan dapat didaur ulang menjadi produk, sehingga sampah plastik ini memiliki nilai ekonomis yang tinggi, seperti dijadikan tas," ujar Suzy yang juga selaku eksekutif Chairwoman The Body Shop Indonesia.
Pihaknya mengajak, agar sampah milik warga memiliki nilai ekonomis, maka perlu adanya kiat-kiat dari masyarakat agar sadar bahwa plastik yang dibuang sembarangan akan membutuhkan waktu lama untuk terusai dan menyatu dengan tanah.
"Plastik yang dibuang sembarangan, membutuhkan waktu 500 hingga 1.000 tahun agar bisa dapat terurai. Kemudian, ancaman plastik jika sampai berada di laut akan mengancam ekosistem hewani diperairan," katanya.
Bali yang memiliki keindahan alam pantainya dan menjadi tujuan primadona wisatawan untuk berlibur di Pulau Dewata ini, kata dia, maka pantainya harus terjaga dan bersih. "Kalau pantai ini penuh sampah plastik, saya khawatir untuk ke depannya pantai Bali akan tidak dilirik wisatawan," katanya.
Oleh karena itu, ia mengingatkan kembali kepada masyarakat agar sadar dan mau menjaga kebersihan pantai dengan tidak membuang sampah sembarangan dan pemerintah juga hendaknya menambah tempat penampungan sampah dipesisir pantai agar pengunjung yang datang lebih mudah untuk membuang sampah pada tempatnya.
"Saya contohkan masih minimnya tempat sampah di Pantai Sanur dan ini telah mendapat perhatian pemerintah kota agar menambah tempat sampah dan menyiapkan tambahan petugas kebersihan yang khusus mengangkut sampah pantai di Sanur dan hanya tidak semata-mata di jalan raya saja," ujarnya.
Meskipun memerlukan biaya yang cukup besar untuk kegiatan pengangkutan sampah di pesisir pantai ini, namun dengan terciptanya lingkungan pantai yang bersih maka wisatawan akan ramai datang ke pantai yang bersih ini.
Selain itu, terkait permasalahan sampah rumah tangga, pihaknya mendorong masyarakat agar memilah sampah ini. Menurut dia, lebih dari 50 persen sampah rumah tangga itu merupakan sampah yang bisa terurai, artinya dapat dijadikan pupuk.
"Sehingga warga hendaknya mendapat ilmu tentang bagaimana metode cara mengolah sampah rumah tangga dan juga memisahkan sampah plastik rumah tangga yang dapat didaur ulang," katanya. (ed)
Pemerhati lingkungan ajak masyarakat Bali perangi sampah
Sabtu, 24 Februari 2018 13:07 WIB