Semarapura (Antara Bali) - Pemerintah Kabupaten Klungkung, Bali bertekad menangani masalah sampah secara tuntas dengan melakukan inovasi yakni implementasi tempat olah sampah setempat (TOSS) dengan metode penyumisasi dan pemanfaatan sebagai energi listrik.
"TOSS yang dilaksanakan di masing-masing desa nantinya sebagai pelaksanaan konsep listrik kerakyatan yang mampu memberikan nilai lebih, disamping meningkatkan kebersihan dan kelestarian lingkungan," kata Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta dalam siaran Pers, Selasa.
Sebelumnya Ia sempat meninjau tempat pembuangan akhir (TPA) Sante, menekankan, pengolahan sampah menjadi penyumisasi, menyusul "pelet" yang nantinya akan dijual sebagai bahan bakar pembangkit listrik.
Untuk itu seluruh jajaran organisasi perangkat desa (OPD) telah diintruksikan untuk bersama-sama melakukan sosialisasi teknologi TOSS kepada masyarakat.
Bupati Nyoman Suwirta mengharapkan program implementasi tempat olah sampah setempat (TOSS) itu nantinya bisa menghasilkan briket (pelet) sebagai sumber energi listrik.
Dengan demikian masing-masing desa yang mengolah sampah menjadi briket (pelet) dapat dijual sebagai energi listrik yang mampu memberikan fungsi ganda yakni nilai ekonomis dan menangani masalah sampah.
"Manfaatkan program ini dengan baik dan mari kita bersama-sama memerangi sampah," Harap Bupati Nyoman Suwirta.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan Kabupaten Klungkung Anak Agung Kirana menjelaskan, salah satu program implementasi tempat olah sampah setempat dengan metode penyumisasi dan pemanfaatan sebagai energi dengan konsep listrik kerakyatan.
Hal itu bertujuan untuk mengolah sampah agar lebih cepat menjadi benda yang bermanfaat secara ekonomis. Dari program tersebut pertama sampah akan diolah menjadi peyem dengan waktu satu minggu, sampah tersebut akan digiling dan kemudian dicetak menjadi pelet.
"Semua jenis sampah bisa diolah kecuali besi dan kaca," ujar Anak Agung Kirana. (WDY)