Nusa Dua (Antara Bali) - Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh mengatakan pihaknya masih merumuskan pendidikan Pancasila untuk dimasukkan kurikulum pelajaran sekolah sesuai instruksi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam upaya pembangunan karakter siswa.
"Perumusan pendidikan Pancasila itu kami lakukan sebagai bagian dari peninjauan ulang kurikulum dalam pembentukan karakter siswa," kata Mendiknas Nuh, seusai pembukaan acara "System Assesment and Benchmarking for Education Results (SABER) di Nusa Dua, Bali, Minggu.
Dia mengatakan, pembentukan karakter siswa itu sebagaimana diamanatkan Presiden itu dilakukan supaya peserta didik itu tidak hanya meningkatkan kemampuan dalam pengetahuan namun juga dalam perilaku dan budi pekerti.
Untuk membentuk dan menumbuhkan pendidikan karakter itu ada tiga tahapan yang harus dilalui. Pertama, menumbuhkan kesadaran peserta didik bahwa semua manusia itu sama derajatnya sebagai ciptaan Tuhan.
Kemudian yang berkaitan dengan pendidikan nilai Pancasila adalah menanamkan rasa cinta terhadap Tanah Air. Salah satu cara untuk menumbuhkan kecintaan itu dengan membangun kebanggaan generasi muda melalui prestasi yang membanggakan.
"Saat ini mata pelajaran yang masih ada berkaitan dengan nilai Pancasila adalah Pendidikan Kewarganegaraan sesuai dengan kurikulum 2006," ujarnya.
Mohammad Nuh menjelaskan, sebelumnya mata pelajaran itu dinamakan PPKN namun karena adanya Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 berubah menjadi yang sekarang digunakan.
Sampai sekarang belum ada perubahan nama mata pelajaran, karena butuh waktu yang cukup lama.
"Minimal butuh waktu setahun untuk kembali mengganti nama mata pelajaran dari PKN menjadi mata pelajaran yang berisikan nilai-nilai Pancasila secara khusus," katanya.
Dia menjelaskan, alasan dibutuhkannya waktu untuk merubah PKN ke mata pelajaran yang sedang dibahas tersebut, sebab perlu disiapkan buku baru yang seusai.
"Pergantian nama pada tahun ajaran 2011/2012 tidak memungkinkan, paling tidak diselipkan Pancasila dalam PKN," ujarnya.
Saat ini Kementerian Pendidikan Nasional sedang membentuk tim untuk merumuskan mata pelajaran yang sedang dibahas itu yang melibatkan pusat-pusat studi Pancasila dan Budaya di universitas.(*)