Malang (Antara Bali) - Staf Khusus Menteri Pertanian Dr Sam Herodian
mengemukakan kekurangan benih berbagai tanaman pangan, baik secara
kualitas maupun kuantitas masih menjadi kendala dunia pertanian di
Indonesia.
"Ketersediaan benih secara kualitas maupun kuantitas ini menjadi
tantangan dunia pertanian di Tanah Air, termasuk benih bawang putih yang
saat ini masih tergantung impor cukup besar, yakni sekitar 35 persen,"
kata Sam Herodian usai membuka Workshop Produksi Benih Unggul Jagung
Bioteknologi di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) di Lawang,
Kabupaten Malang, Jawa Timur, Selasa malam.
Oleh karena itu, lanjutnya, untuk memenuhi kebutuhan benih bahan
pangan sebagai upaya menuju swasembada pangan nasional itu, Kementerian
Pertanian "menantang" para peneliti yang bisa memproduksi benih tanaman
pangan bagus akan didanai hingga selesai penelitiannya.
Ia mengatakan siapapun dan dari lembaga manapun, mulai dari
Perguruan Tinggi (PT), Lembaga Penelitian (Litbang) maupun
lembaga-lembaga lain yang berkomitmen untuk menyumbangkan pemikiran dan
hasil penelitiannya untuk tanaman pangan.
Selain masalah kekurangan benih, lanjutnya, yang menjadi tantangan
bangsa Indonesia dalam bidang pertanian adalah banyaknya produk impor
yang masuk ke negeri ini, baik secara legal maupun ilegal. "Ini
tantangan berat kita. Kita harus mampu mengembangkan hasil penelitian,
kita jangan hanya menjadi pasar dunia," ujarnya.
Sebenarnya, kata Sam, dengan menggunakan teknologi pertanian,
ketersediaan benih akan tercukupi, namun SDM pertanian masih belum siap,
sehingga masih sangat tergantung dengan benih impor.
Selain bawang putih, katanya, komoditas jagung beberapa tahun lalu
masih tergantung impor dan sebagian dipenuhi oleh perusahaan
multinasional. Ketergantungan komoditas jagung Indonesia terhadap
perusahaan multinasional ini sekitar 90 persen dari kebutuhan. (WDY)
Kementan: Kekurangan Benih Menjadi Kendala Pertanian Indonesia
Rabu, 25 Oktober 2017 11:02 WIB