Denpasar (ANTARA) - Teknologi Effective Microorganisms (EM) pertama kali dikembangkan oleh penemunya Prof. Dr. Teruo Higa, guru besar bidang hortikultura University of The Ryukyus, Okinawa Jepang tahun 1980 sangat strategis dalam mendukung pengembangan pertanian organik.
EM adalah teknologi yang mudah, murah, hemat energi, ramah lingkungan dan berkelanjutan telah diterapkan dan dikembangkan lebih dari 130 negara di belahan dunia, termasuk Indonesia mengembangkan teknologi ramah lingkungan, EM4 pertanian, EM4 peternakan, EM4 perikanan dan EM4 limbah-toilet.
"EM terdiri atas kultur campuran mikroorganisme yang menguntungkan terdapat di alam, yang diaplikasikan ke dalam tanah, untuk meningkatkan mikroorganisme yang menguntungkan terhadap tanah dan tanaman," kata pakar dan pelopor pertanian organik Indonesia Dr Ir Gede Ngurah Wididana.
Sosok pria enerjik alumnus Faculty Agriculture University of The Ryukyus Okinawa, Jepang yang menjabat Direktur Utama PT Songgolangit Persada, agen tunggal yang memproduksi dan memasarkan pupuk hayati EM4 di Indonesia yang mendapat lisensi dari EMRO Jepang.
Proses penelitian yang dilakukan Prof Higa berlangsung selama 12 tahun (1968-1980) itu menyimpulkan bahwa EM dapat meningkatkan kualitas tanah, kesehatan tanah, pertumbuhan, produksi dan kualitas produksi tanaman pertanian organik.
Berkat adanya EM manusia di berbagai negara belahan dunia dapat menerapkan pertanian berkelanjutan yakni pertanian yang bisa diteruskan atau dilanjutkan untuk menghasilkan produk-produk pertanian yang sehat dan berproduksi tinggi, secara terus menerus baik secara kualitas dan kuantitas.
Ciri-ciri pertanian berkelanjutan adalah bisa menghasilkan produk pertanian atau hasil panen yang sehat dan melimpah secara berkesinambungan tanpa gagal panen. Pengaruh iklim yang ekstrem, seperti kurang air, kekeringan, banjir atau terlalu panas terpapar matahari, atau angin, adalah penyebab di luar kemampuan manusia, yang mengakibatkan gagal panen.
Penyebab yang bisa diatur oleh manusia dalam pertanian berkelanjutan adalah mengatur kesuburan tanah dengan memberi bahan organik yang cukup, dan menggunakan teknologi EM.
Selain itu perlu diperhatikan penyebab lain yang mendukung pertanian berkelanjutan yakni penerapan teknologi budidaya yang tepat, seperti penggunaan bibit, pengaturan jarak tanam, pengendalian hama terpadu, pergiliran tanaman, pemupukan yang tepat, dan lain-lain.
Fokus perbaiki kualitas kesuburan tanah
Penggunaan Teknologi EM fokus memperbaiki kualitas kesuburan tanah secara biologis (tumbuh mikro organisme tanah yang menguntungkan), yang akan berpengaruh juga terhadap peningkatan kesuburan tanah secara kimia (unsur hara menjadi tersedia) dan fisika (tanah menjadi gembur dan lapisan olah tanah menjadi lebih dalam).
Penelitian tentang penggunaan EM dan bahan organik pada berbagai jenis tanaman, seperti sayur- mayur, kacang-kacangan, dan biji-bijian, di berbagai jenis tanah di banyak negara mengungkapkan produksi tanaman bisa meningkat dan tanah menjadi subur.
Secara praktik petani di berbagai negara telah menerapkan teknologi EM dan penambahan bahan organik ke dalam tanah untuk menyuburkan tanahnya dan menghasilkan produk pertanian yang berkelanjutan.
Secara teori Prof Teruo Higa mengatakan EM bekerja di dalam tanah dengan cara menguraikan bahan organik menjadi unsur hara organik yang tersedia bagi tanaman, penyerapan akar menjadi efisien, pertumbuhan akan menjadi lebih subur dan lebih dalam, serta perkembangan hama dan penyakit di dalam tanah menjadi berkurang.
Hal itulah yang mengakibatkan penggunaan Teknologi EM dan bahan organik bisa menghasilkan produk pertanian yang berkelanjutan.
Wididana setelah menyelesaikan program pendidikan Pascasarjana (S-2) Faculty Agriculture University of The Ryukyus Okinawa, Jepang tahun 1990.
Pria kelahiran Desa Bengkel, Busungbiu, Kabupaten Buleleng, 9 Agustus 1961 itu pulang ke tanah air dengan mengantongi sertifikat EM sekaligus membawa lisensi untuk mendirikan pabrik EM di Indonesia.
Kondisi 33 tahun yang silam itu tidak memungkinkan untuk mengembangkan teknologi baru tanpa memiliki pabrik. Setelah pabrik EM pertama didirikan di Bojong Gede, Bogor, Jawa Barat dan berproduksi dengan baik dan lancar.
Kegiatan pengembangan teknologi yang mudah, murah, hemat energi, ramah lingkungan dan berkelanjutan itu diawali dengan pengenalan teknologi dan formula EM, membuat leaflet, menyebarkan brosur, membuat proyek percontohan (denplot), mengadakan diskusi melibatkan berbagai kalangan, memberikan pelatihan dan penyuluhan kepada para petani dan masyarakat luas.
Ayah dua putra dan dua putri itu melakukan terobosan dan pola baru dalam memproduksi dan memasarkan EM4 ke seluruh Nusantara dengan membentuk kelompok tani, kelompok ternak, kelompok ikan dan mengajak para tokoh yang dinilai kooperatif untuk bersama-sama mengembangkan teknologi di Indonesia.
Pabrik EM yang awalnya hanya satu unit didirikan di Bojong Gede, Jawa Barat kini berkembang menjadi empat unit pabrik yang terdiri atas dua unit di Jawa dan dua unit lagi di Bali dan kafasitas produksinya sudah ditingkatkan, mengantisipasi membaiknya peluang pasar pupuk organik.
Terobosan yang dilakukan suami dari Ni Komang Dyah Setuti, S.Sn, N.I,Kom dalam mengembangkan teknologi EM yang dinilai berbagai kalangan memang dapat diacungi jempol.
Berbagai produk olahan antara lain Minyak Oles Bokahi, minyak hebal asli Bali yang mempunyai multi khasiat untuk meringankan pegal linu, meredakan bisul, gatal dan bengkak akibat gigitan serangga serta sebagai mandi campuran rempah diproses dengan teknologi EM oleh Industri Obat Tradisional PT Karya Pak Oles Tokcer,
Produk berstandar Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) serta izin edar dan izin halal kini dipasarkan dan dimanfaatkan secara meluas oleh masyarakat dan konsumen di pasaran dalam dan luar negeri.
Kebutuhan pangan semakin meningkat
Pakar pertanian organik Indonesia Dr. Wididana menjelaskan, penerapan pertanian organik bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pangan yang sehat dan melimpah bagi umat manusia di berbagai negara belahan dunia yang setiap tahun jumlah terus meningkat.
Oleh sebab itu pertanian organik yang diterapkan haruslah menggunakan teknologi untuk meningkatkan produktivitas tanaman, menyuburkan tanah, dan menyediakan nutrisi bagi tanaman, menghilangkan polusi kimia di dalam tanah.
Prof Dr Teruo Higa mengusulkan penerapan mikroorganisme yang menguntungkan, yang disebut dengan Effective Microorganisms (EM) untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas pertanian organik sejak 1980.
Pertanian organik dengan Teknologi EM haruslah dapat menjaga dan meningkatkan kesehatan manusia; menguntungkan secara ekonomis dan spriritual bagi petani dan konsumen, menghasilkan produk pertanian yang berkelanjutan, menghasilkan bahan makanan yang cukup untuk penduduk dunia yang semakin banyak.
Teknologi EM diterapkan bersama dengan pemberian bahan organik ke dalam tanah untuk menyuburkan tanah, menyediakan unsur hara bagi tanaman, menyehatkan tanah dan tanaman.
Tanah pertanian mengalami penurunan kesuburan dan kerusakan lingkungan karena erosi tanah, seperti banjir dan longsor, penurunan bahan organik tanah, penumpukan limbah dari aktivitas manusia seperti sampah kota dan limbah industri, penggunaan bahan bakar fosil untuk industri, penumpukan gas methane dari tanah sawah dan CO2 dari peternakan sapi, serta penebangan hutan yang mengakibatkan efek pemanasan global, dan kerusakan lingkungan.
EM bekerja di dalam tanah akan menguraikan polutan di dalam tanah dan air tanah menjadi zat-zat molekul kimia organik yang tidak beracun.
EM memiliki daya kerja zymogenik (fermentasi) dan sintesa (membentuk kembali) zat- molekul yang beracun menjadi berguna bagi tanaman dan lingkungan, sehingga ekosistem di dalam tanah menjadi sehat dan berkualitas.
EM bekerja memfermentasi bahan organik menjadi pupuk organik, sehingga tanah menjadi subur, sehat dan lingkungan menjadi lestari, dan tanaman mampu berproduksi optimal, karena ekosistem pertanian yang sangat mendukung.
Teknologi EM hasilkan pangan sehat dan pertanian berkelanjutan
Minggu, 15 Oktober 2023 10:51 WIB