Denpasar (Antara Bali) - Badan Keamanan Laut (Bakamla) Republik Indonesia menyiagakan kapal patroli KN Gajah Laut-4804 untuk mengevakuasi warga melalui jalur laut, jika terjadi bencana erupsi Gunung Agung yang saat ini berstatus awas.
"Apabila terjadi erupsi, kami rencanakan mengangkut pengungsi menuju tempat yang aman. Apabila melewati jalur laut, yang paling aman adalah ke Lombok," ujar Deputi Operasi dan Latihan Bakamla RI, Laksamana Pertama TNI Semi Djoni Putra saat melakukan kunjungan di Pelabuhan Benoa, Kota Denpasar, Bali, Selasa.
Kunjungan tersebut dilakukan untuk memantau kesiapan kapal patroli KN Gajah Laut-4804 beserta seluruh personel kapal yang akan dilibatkan untuk membantu proses evakuasi warga pengungsi Gunung Agung.
Semi Djoni Putra menjelaskan saat akan melakukan evakuasi melalui jalur laut, warga sebelumnya akan dikumpulkan di wilayah Karangasem, "Setelah pengungsi terkumpul kami akan gerakkan menuju Dermaga Tanah Ampo dan Padang Bai," ujarnya.
Terdapat dua jalur evakuasi alternatif yang telah disiapkan untuk mengevakuasi pengungsi Gunung Agung jika terjadi erupsi, yaitu dari Dermaga Tanah Ampo dan Padangbai menuju Lembar, Lombok dan Benoa Bali.
Saat menjalankan operasi tersebut, kapal patroli KN Gajah Laut-4804 nantinya akan tergabung dalam Satuan Tugas Laut (Satgasla) di bawah kendali operasi Komandan Lanal Denpasar dengan titik tunggu di Dermaga Lembar, Lombok.
KN Gajah Laut-4804 merupakan kapal dengan panjang 48 meter yang merupakan salah satu kapal patroli Bakamla yang memiliki kemampuan patroli dan SAR di wilayah teritorial Indonesia dan Zona Tambahan.
Sebelum bersandar di Pelabuhan Benoa, kapal yang dikomandani oleh Mayor Laut (P) Beni Hermawan dan diawaki oleh 24 personel tersebut telah melaksanakan operasi bersama dengan kapal patroli dari Australia dari Australian Border Force dan Ditjen PSDKP KKP di Laut Timor. (WDY)