Semarapura (Antara Bali) - Bupati Klungkung, Bali I Nyoman Suwirta meluncurkan program paket wisata "City Tour" dan Desa wisata di sisi timur taman Monumen Puputan Klungkung disaksikan pengelola biro perjalanan wisata (BPW) dan anggota asosiasi Travel Agent (Asita), Senin.
Bupati Suwirta didampingi Sekda Gede Putu Winastra dan Kepala Dinas Pariwisata setempat I Nengah Sukasta mengungkapkan tekadnya untuk mewujudkan paket wisata yang "dibranding" dengan istilah city tour dan Desa Wisata Kamasan.
Berbagai persiapan telah dilakukan antara lain menata area Pasar Senggol untuk digunakan sebagai area parkir bus, penataan dan mempercantik monumen Puputan Klungkung, melakukan sosialisasi dan kerja sama dengan pihak Puri Klungkung, menata Pasar Seni Semarapura serta menata Desa Kamasan.
Bupati Suwirta mengharapkan program paket wisata tersebut ke depannya dapat dikelola oleh Badan Pengelola, sehingga program ini tidak terbelenggu oleh birokrasi.
Dengan pengelolaan oleh badan diharapkan mampu memperoleh keuntungan dan sanggup meningkatkan kesejahteraan masyaraat.
"Meskipun baru mencoba, kami meminta Pemkab Klungkung tidak akan berhenti berinovasi untuk mengembangkan potensi pariwisata, kami akan terus berbenah dan memperbaiki berbagai sarana penunjang dalam city tour dan Desa Wisata Kamasan," ujar Bupati Suwirta.
Ia mengakui masih banyak yang harus disempurnakan, namun dengan kehadiran anggota Asita diharapkan akan dapat membantu melakukan evaluasi terhadap Program Paket Wisata ini.
Selain itu membantu mempromosikan kepada wisatawan sehingga kunjungan pelancong semakin banyak, harap Bupati Suwirta.
Pada akhir acara tersebut Bupati Suwirta mengajak seluruh undangan untuk menikmati program "City Tour" mulai dari monumen Puputan Klungkung, Puri Agung Klungkung, Museum Semarajaya, Pemedal Agung, Kertha Gosa, Pasar Seni Klungkung dan terakhir mengunjungi Desa Wisata Kamasan.
Kamasan adalah salah satu Desa di Kabupaten Klungkung, Bali, 45 km timur Denpasar yang memiliki nilai historis, karena salah seorang warganya, Ida Bagus Gelgel (alm), seniman serba bisa pernah mendapat penghargaan seni dari pemerintah Perancis pada tahun 1930.
Penghargaan dunia internasional itu, diraihnya berkat keahlian menciptakan karya seni yang bermutu di atas kanvas saat yang bersangkutan mengadakan pameran ke beberapa negara di belahan dunia.
Berkat promosi lewat pameran perdana seniman Bali ke mancanegara itu, Pulau Dewata mulai dikenal dan sejak saat itu pula, seniman asing berdatangan dan memilih kawasan Ubud, tempat untuk mengembangkan kreativitas seni.
Sedangkan Klungkung, khususnya Desa Kamasan merupakan cikal bakal pengembangan seni lukis tradisional di Bali, karena 87 tahun silam hasil kreativitas seniman setempat sudah mampu berbicara di tingkat nasional maupun internasional.
Namun, dalam perkembangannya seni lukis Klungkung, khususnya Desa Kamasan tetap tampil dengan ciri khas tradisional yakni lukisan wayang Kamasan, kurang mampu mengikuti perkembangan seni lukis yang berkembang pesat di perkampungan seniman Ubud. (WDY)
Bupati Klungkung Meluncurkan Program Paket Wisata
Senin, 23 Oktober 2017 15:32 WIB