Kuta (Antara Bali) - Kantor Dagang dan Ekonomi Taipei (TETO) Taiwan mendorong peningkatan hubungan antarmasyarakat melalui film pada festival internasional Balinale 2017 sebagai bagian diplomasi budaya.
"Kami tidak hanya fokus dengan ekonomi tetapi lebih meningkatkan hubungan antarmasyarakat karena mereka merupakan pusat dari kerja sama yang baik," kata Direktur Divisi Informasi Media TETO Kendra Yung-Shoa Chen disela-sela festival film internasional Bali "Balinale" di Kuta, Kabupaten Badung, Senin.
Kendra mengatakan upaya tersebut sejalan dengan kebijakan arah selatan atau "new southbound policy" melalui kebudayaan, pariwisata dan pendidikan.
Dia mengharapkan masyarakat Indonesia khususnya di Bali lebih mengenal Taiwan termasuk potensi budaya lewat perfilman.
Kendra mengatakan tahun ini merupakan ajang kedua bagi TETO turut berpartisipasi di Balinale dengan memboyong delapan film drama, dokumenter dan film pendek untuk ditayangkan dalam festival tahunan itu.
Film tersebut di antaranya berjudul "the Village of no Return" dan "Hanzi" yang mengenalkan kaligrafi mandarin.
Ajang tersebut juga dijadikan sebagai penayangan perdana "Paradoxical", film drama berdurasi 108 menit arahan sutradara Mu-Ming Tsai.
"Ini pertama kali kami di Indonesia dan Bali sangat menarik dengan budaya yang kaya," kata Mu-Ming yang didampingi dua rekannya yakni produser Iris Lai dan manajer kreatif Emily Hsiang.
Sementara itu, Pendiri dan Direktur Balinale Deborah Gabinetti mengatakan tahun ke-11 ini jumlah film dan negara yang terlibat meningkat yakni 108 film dari 42 negara.
Tahun lalu, lanjut dia, Festival Balinale diikuti 104 film dari 32 negara. Film-film yang ditayangkan merupakan film "feature", film pendek dan karya dokumenter dari para sineas berbakat di seluruh dunia. (Dwa)