Denpasar (Antara Bali) - Sekitar 300 peserta dari 21 negara, termasuk Amerika Serikat, Australia, Jepang dan China, akan membahas adopsi standar akuntansi internasional (IFRS) di Bali, dengan tuan rumah Ikatan Akuntan Indonesia.
Kegiatan bertajuk "The 5th IFRS Regional Policy Forum 2011" yang dijadwalkan berlangsung Senin-Selasa (23-24/5), direncanakan dibuka oleh Wakil Presiden Boediono, demikian panitia kegiatan tersebut dalam penjelasan disampaikan kepada ANTARA di Denpasar, Sabtu.
Ketua DPN Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) Prof Mardiasmo menjelaskan konvergensi IFRS telah menjadi fenomena global, karena semakin banyak negara yang mengadopsi standar akuntansi internasional tersebut.
Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK-IAI), telah memulai proses konvergensi itu sejak 2009 dan bertekad menyelesaikannya pada 2012.
Namun, suksesnya penerapan standar akuntansi internasional dalam suatu negara, tidak lepas dari peran pasar modal, otoritas perpajakan dan regulator lainnya.
Oleh sebab itu, sangat penting untuk mendiskusikan bagaimana strategi dan dampak dari konvergensi IFRS ini terhadap suatu negara.
"Kegiatan ini sangat penting dan strategis bagi Indonesia, karena kita bisa menceritakan kepada dunia, bagaimana perkembangan konvergensi IFRS di negeri ini," kata Mardiasmo.
Kegiatan tersebut diselenggarakan oleh IAI, namun mendapatkan dukungan besar dari pemerintah Indonesia.
"Hal itu juga dapat menunjukkan kepada dunia, bahwa pemerintah kita sangat mendukung konvergensi IFRS," ucapnya.
Kegiatan tahunan dalam wilayah Asia-Oceania itu diikuti para penyusun standar akuntansi keuangan, pembuat kebijakan, regulator dan pemerintah.
Mereka akan bersama-sama berdiskusi mengenai isu-isu yang lebih luas tentang peran masing-masing pihak dalam pelaporan keuangan dan bagaimana pelaporan keuangan mempunyai dampak terhadap pembuatan kebijakan dan implementasinya.
The 5th IFRS Regional Policy Forum mendapat sambutan luar biasa dari para peserta di seluruh wilayah Asia-Ocenia dan akan dihadiri lebih dari 300 peserta dari 21 negara.
Mereka merupakan perwakilan dari badan penyusun standar akuntansi, bank sentral, regulator pasar uang, regulator perpajakan, pemerintah dan bursa efek.
Ke-21 negara yang akan menghadiri forum ini adalah Australia, Selandia Baru, Malaysia, Jepang, China, Hong Kong, Singapura, Korea, Pakistan, Kamboja, India, Indonesia, Filipina, Inggris, Amerika Serikat, Irak, Makau, Myanmar, Brunei Darussalam, Thailand dan Maldives.
Beberapa topik menarik akan didiskusikan antara lain, bagiamana peran penyusun standar akuntansi lokal akibat suatu negara telah mengadopsi standar akuntansi internasional.
Apakah hal itu akan mengurangi peran penyusun standar akuntansi di setiap negara atau justru meningkatkan peran mereka sebagai mitra IASB. Indonesia, Jepang, India, Korea Selatan dan juga ketua IASB, Sir David Tweedie, akan menjadi panelis dalam sesi ini. (*)